Jumat, 28 Agustus 2009

JAWABAN DARI SOAL MURJI'AH

BAB IX
FREE WILL DAN PREDESTINATION

173. Term Qadariah mengandung dua arti, pertama : orang-orang yang memandang manusia berkuasa atas dan bebas dalam perbuatan-perbuatannya. Dalam arti itu qadariah berasal dari qadara yakni berkuasa. Kedua : orang-orang yang memandang nasib manusia telah ditentukan oleh azal. Dengan demikian, qadara disini berarti menentukan, yaitu ketentuan Tuhan atau nasib.
174. Menurut AL-Asy’ari kaum Qadariah adalah kaum yang memandang perbuatan-perbuatan mereka diwujudkan oleh daya mereka sendiri dan bukan oleh Tuhan (al-ibanah, 54).
175. Al-Jubba’I menerangkan bahwa manusialah yang menciptakan perbuatan-perbuatannya, manusia berbuat baik dan berbuat buruk, patuh dan tidak patuh kepada Tuhan atas kehendak dan kemauannya sendiri.
176. Abd al-Jabbar menerangkan bahwa perbuatan manuisa bukanlah diciptakan Tuhan pada diri manusia, tetapi manusia sendirilah yang mewujudkan perbuatan.
177. Maksudnya ialah bahwa Tuhan menciptakan daya didalam diri manusia dan pada daya inilah bergantung wujud perbuatan itu, dan bukanlah yang dimaksud bahwa Tuhan membuat perbuatan yang telah dibuat manusia.
178. Pendapat Mu’tazilah tentang kemauan dan daya untuk mewujudkan perbuatan manusia adalah kemauan dan daya manusia sendiri dan tidak turut campur dalamnya kemauan dan daya Tuhan.
179. Tiga argumen rasional mu’tazilah yaitu :
a. manusia dalam berterima kasih atas kebaikan-kebaikan yang diterimanya, menyatakan terima kasihnya kepada manusia yang berbuat kebaikan itu.
b. perbuatan-perbuatan manusia terjadi sesuai dengan kehendak manusia. Jika seseorang ingin berbuat sesuatu, perbuatan itu terjadi.
c. manusia berbuat jahat terhadap sesama manusia.
180. Tiga ayat Al-Qur’an yang menjadi argumen Mu’tazilah yaitu :


Ayat ini mengandung dua arti. Pertama : ahsana berarti “berbuat baik”dan dengan demikian semua perbuatan Tuhan merupakan kebajikan kepada manusia, dan ini tidak mungkin, karena diantara perbuatan-perbuatan Tuhan ada yang tidak merupakan kebajikan, seperti siksaan yang diberikan Tuhan kepada manusia. Kedua : ahsana yaitu baik. Semua perbuatan Tuhan adalah baik. Dengan demikian perbuatan manusia bukanlah perbuatan Tuhan, karena di antara perbuatan-perbuatan manusia terdapat perbuatan jahat.


Sekiranya perbuatan manusia adalah perbuatan Tuhan dan bukan perbuatan manusia, pemberian balasan dari Tuhan atas perbuatan manusia, seperti disebut dalam ayat ini, tidak ada artinya. Agar ayat ini tidak mengandung dusta.


Ayat ini memberi manusia kebebasan untuk percaya atau tidak percaya. Sekiranya perbuatan manusia bukanlah sebenarnya perbuatan manusia, ayat ini tidak ada artinya.
181. Masalah kemauan dan daya untuk mewujudkan perbuatan manusia versi Mu’tazilah menurut :
a. al-Ghazali berpendapat bahwa hal itu bertentangan dengan ijma’ atau consensus alim ulama tentang tidak adanya pencipta kecuali Allah SWT.
b. al-Asy’ari menuduh mereka telah tidak berhajat lagi pada Tuhan.
c. al-Maturidi berpendapat daya untuk berbuat, terdapat dalam diri manusia sebelum diwujudkannya perbuatan yang bersangkutan.
182. al-Kasb ialah bahwa timbul dari al-muktasib dengan perantaraan daya yang diciptakan. Term-term diciptakan dan memperoleh mengandung kompromi antara kelemahan manusia, diperbandingkan dengan kekuasaan mutlak Tuhan, dan pertanggung jawaban manusia atas perbuatan-perbuatannya.


Wa ma ta’malun, disini diartikan oleh ayat al-Asy’ari “Apa yang kamu perbuat” dan bukan “apa yang kamu buat”. Dengan demikian ayat ini mengandung arti Allah menciptakan kamu dan perbuatan-perbuatan kamu. Jadi, dalam paham al-Asyari, perbuatan-perbuatan manusia adalah diciptakan Tuhan. Dengan perkataan lain, yang mewujudkan kasb atau perbuatan manusia, dalam pendapat al-Asy’ari, sebenarnya adalah Tuhan sendiri.
183. Penggeraknya adalah Allah SWT dan yang bergeraknya adalah manusia. Yang bergerak tidaklah Tuhan karena gerak menghendaki yang bersifat jasmani yaitu manusia.
184. al-Asy’ari berpendapat bahwa daya itu adalah lain dari diri manusia sendiri, karena diri manusia terkadang berkuasa dan terkadang tidak berkuasa, daya tidak terwujud sebelum adanya perbuatan, daya ada bersama-sama dengan adanya perbuatan dan daya itu ada hanya untuk perbuatan yang bersangkutan saja.
185. al-Bagdhadi berpendapat ketika ia menyebut bahwa perbuatan mengangkat batu berat aalah contoh yang biasa diberikan oleh kaum Asy’ariah tentang al-kasb.
186. al-Ghazali berpendapat bahwa Tuhanlah yang menciptakan perbuatan manusia dan daya untuk berbuat dalam diri manusia.
187. Penilaian menurut Abduh mengandung arti bahwa daya manusia turut serta (li al-qudrah madkhal) dalam perwujudan perbuatan. Oleh karena itu, Abduh berpendapat bahwa manusia dalam teori al-kasb tidaklah seluruhnya bersifat pasif, sebagaimana halnya dengan manusia dalam paham jabariah atau predestination.
188. Bagi golongan Maturidiah perbuatan manusia adalah juga ciptaan Tuhan. Al-Maturidi menyebut dua perbuatan, perbuatan Tuhan dan perbuatan manusia. Perbuatan Tuhan mengambil bentuk penciptaan daya dalam diri manusia dan pemakaian daya itu sendiri merupakan perbuatan manusia.
189. Pendapat al-Maturidiah Samarkand jadi kehendak dalam paham Maturidi bukanah kehendak bebas yang terdapat dalam paham Mu’tazilah.kebebasan disini bukanlah kebebasan untuk berbuat sesuatu yang tak dikehendaki Tuhan, tetapi kebebasan untuk berbuat sesuatu yang tidak disukai Tuhan.
190. Kebebasan manusia dalam paham ini, kalaupun ada, kecil sekali. Perbuatan manusia hanyalah melakukan perbuatan yang telah diciptakan Tuhan. Dan bagaimana sebenarnya perbuatan yang telah diciptakan Tuhan dapat dilakukan manusia tidak jelas.
191. Gambar perbandingan pendapat antara Mu’tazilah, Maturidiah Samarkand, Maturidiah Bukhara, al-Asy’ari tentang kehendak manusia, daya manusia dan perbuatan manusia yaitu :
Kehendak Daya Perbuatan Aliran
Manusia Manusia Manusia Mu’tazilah
Manusia Manusia Manusia Maturidiah Samarkand
Tuhan Tuhan Tuhan
(efektif) (sebenarnya) Maturidiah Bukhara
Manusia Manusia
(kiasan)
Tuhan Tuhan Tuhan Asy’ariah
(efektif) (sebenarnya)
Manusia tidak Manusia
Efektif (kiasan)
Tuhan Tuhan Tuhan Jabariah
192. tiga hal yang membatasinya yaitu :
a. Manusia tersusun antara lain dari materi. Materi adalah terbatas, dan mau tak mau, manusia sesuai dengan unsure materinya, bersifat terbatas. Manusia hidup dengan dilingkungi oleh hukum-hukum alam yang diciptakan Tuhan.
b. Dengan kemajuan Ilmu pengetahuan, manusia dapat pula menyusun segala sesuatu.
c. Kebebasan manusia sebenarnya, hanyalah memilih hukum mana yang akan ditempuh dan diturutinya. Hukum alam pada hakikatnya merupakan kehendak dan kekuasaan Tuhan.


BAB XV
KESIMPULAN
260. Semua aliran berpegang pada wahyu. Dalam hal ini perbedaan yang terdapat antara aliran-aliran itu hanyalah perbedaan dalam interpretasi mengenai teks ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits.
261. Yang membedakan antara teologi liberal dan tradisional adalah teori liberal itu adalah teori yang berpendapat bahwa akal mempunyai daya yang lemah memberikan interpretasi harfi atau dekat dengan arti harfi dari teks Al-Qur’an dan Hadits. Sikap demikian menimbulkan teologi tradisional sebagaimana yang dalam aliran Asy’ariah.
262. Konsekwensi bagi penganut teologi liberal adalah tidak banyak, karena dengan kata lain dalam masyarakat yang menganut teologi liberal, memiliki kemajuan dan pembangunan yang dapat berjalan lebih lancar.
263. Konsekwensi bagi penganut teologi tradisional adalah sebaliknya para penganut teologi ini sukar dapat mengikuti perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat modern.
264. Karena teologi liberal itu dengan keadaannya yang banyak berpegang pada logika dan pembahasannya itu bersifat filosofis. Sehingga sukar diterima orang awwam (kebanyakan).
265. Karena teologi tradisional itu dengan teguhnya ia berpegang pada pada arti harfi dari teks ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits ditambah dengan kurangnya ia menggunakan logika, kurang sesuai dengan jiwa dan pemikiran golongan terpelajar.
266. Dapat, karena pada umumnya kaum Mu’tazilah dianggap kafir dan keluar dari Islam, karena dianggap bahwa mereka hanya percaya pada akal dan tidak percaya kepada wahyu. Sebaliknya, kaum Asy’ariah juga dalam karangan-karangan kaum Mu’tazilah terdapat tuduhan bahwa mereka (Asy’ariah) kafir pula.



223. pengiriman Rasul mempunyai arti yang besar bagi kaum Asy’ariah, karena mereka banyak bergantung pada wahyu untuk mengetahui Tuhan dan alam ghaib, bahkan juga untuk mengetahui hal-hal yang bersangkutan dengan hidup keduniaan manusia.

PENGURUSAN JENAZAH

~~~ Mukaddimah ~~~(Kandungan)
Kematian adalah sesuatu yang pasti dan kita harus bersedia menghadapinya kerana ia merupakan titik permulaan kepada penghidupan yang kekal abadi. Hanya mukmin yang dipanggil menghadap Tuhannya dengan hati bersih memperolehi kejayaan.

Menguruskan jenazah adalah merupakan perkara yang tidak boleh kita elakkan begitu sahaja. Ianya merupakan fardhu kifayah ke atas umat Islam. Dengan adanya sebahagian umat Islam yang mengetahuinya akan selesailah tanggungjawab itu.

Namun dalam keadaan sekarang ini, kesedaran di kalangan generasi muda untuk melaksanakan tanggungjawab ini amat tipis sekali. Ramai dari generasi muda yang tidak tahu cara-cara menguruskan jenazah dan hanya menyerahkan sepenuhnya kepada jenerasi yang lebih tua dari mereka untuk melaksanakannya. Bayangkanlah suatu hari nanti ayah atau ibu kita meninggal dunia. Tergamakkah kita membiarkan orang lain menguruskannya sedangkan diri kita hanya melihat tanpa sebarang ilmu.

Sejajar dengan itu maka terbitlah halaman web ini bagi memberikan sedikit bimbingan dan panduan. Seperkara yang perlu diingat di samping kita menguruskan jenazah, diharap ianya dapat menjadi pengajaran kepada kita yang masih hidup untuk bersiap sedia menuruti jejaknya suatu hari nanti. Dengan adanya panduan-panduan ini adalah diharapkan sedikit sebanyak dapat memberi pengetahuan kepada para pelawat jika berlaku sesuatu kematian agar dapat membantu menguruskannya. Marilah kita memahami kehendak fardhu kifayah ini, moga-moga ianya dapat menjadi penyambung kesempurnaan dalam pengamalan syariat agama kita.

~~~~~~~ InsyaAllah ~~~~~~~
~~~ Melawat orang yang sakit dan hikmahnya ~~~(Kandungan)
Sakit adalah datangnya dari Allah. Penyakit yang ditimpa ke atas kita sebenarnya mengandungi hikmah. Antaranya ialah :
1. Memberi kesedaran dan keinsafan kepada kita bahawa kita ini lemah dan tidak mempunyai kuasa dan kekuatan untuk menyembuhkannya melainkan Allah.
2. Allah ingin menguji sejauh mana kesabaran kita menghadapi dugaan Allah.
3. Allah ingin mengampunkan dosa kita yang kita telah lakukan samada secara sedar ataupun tidak.
Oleh itu, kita hendaklah sabar dan redha di atas dugaan yang telah diberikan Allah kepada kita dan berusahalah mencari ubatnya sebab Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda yang bermaksud 'Tiap-tiap penyakit ada ubatnya kecuali mati'.
Sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud :
'Menziarah/melawat orang yang sakit pada permulaan masa sakitnya itu adalah Fardhu (wajib) dan kemudiann daripadanya Sunat, tidak lebih dari 3 hari'.
Ketika berada dekat dengan orang sakit, bacalah doa ini berulang kali,


Umat Islam amat menghargai kita melawat orang sakit terutama jika saudara-mara kita yang sakit begitu juga kalau jiran-jiran kita, walaupun jiran kita bukan dari golongan orang Islam.
Apa yang perlu di lakukan ketika menghadapi seseorang yang dalam keadaan nazak?
1. Perlu berada di sisinya.
2. Sentiasa mengingatkannya dengan kalimah Syuhadah iaitu :
Ash-hadu allah illaha illallah.....(cari tulisan jawi !!!!!!)
di telinganya dan hendaklah dimadkan bacaan kalimah tersebut. Manakala rakan-rakan yang lain membaca Al-Quran atau Yasin.
3. Pesakit hendaklah ditelentangkan menghala ke Qiblat dan qiam tangannya.
~~~ Apabila sah matinya ~~~(Kandungan)
1. Apabila seseorang itu telah disahkan matinya, perkara-perkara berikut hendaklah dilakukan :
Hendaklah kita ucapkan :


2. Tukarkan pakaiannya dan bersihkan kekotoran yang keluar dari duburnya.
3. Rapatkan kedua belah matanya.
4. Qiamkan tangannya seperti dalam sembahyang.
5. Rapatkan mulutnya.
6. Ikat dagunya dan simpul di atas ubunnya.
7. Luruskan kakinya.
8. Ikatkan kedua ibu jari kakinya.
9. Letakkan di tempat yang tinggi.
10. Hadapkan ke Qiblat.
~~~ Mengurus Jenazah ~~~(Kandungan)
Mengurus jenazah orang Islam, merupakan fardhu kifayah, yakni apabila sudah dikerjakan oleh sebahagian dari orang Islam yang lain, maka yang lainnya tidak berdosa, akan tetapi apabila tidak seorang pun yang mengerjakan kewajipan tersebut, maka semua orang Islam dalam satu kampung atau kawasan tersebut akan berdosa.
Di antaranya yang wajib kita kerjakan dalam mengurus jenazah ialah :
1. Memandikannya.
2. Mengkafankan jenazah.
3. Solat ke atas jenazah.
4. Mengebumikannya.
~~~ Orang yang berhak menguruskan Jenazah ~~~(Kandungan)
Orang yang berhak dan lebih afdal untuk menguruskan jenazah ialah dari kalangan keluarganya atau warisnya yang terdekat misalnya ; anaknya sendiri kalau simati bapanya.
Kalau warisnya tidak ada kemampuan atau pengalaman, bolehlah diminta Imam atau Bilal di kawasan tersebut untuk menguruskannya.
~~~ Perkara-perkara yang perlu diuruskan oleh Warisnya ~~~(Kandungan)
1. Waris yang tertua hendaklah berpakat/berbincang berhubung dengan kematian.
2. Urusan di Balai Polis bagi melapurkan kematian.
Nota : Sekiranya jenazah itu meninggal di Hospital cukup dengan surat kebenaran atau pengesahan dari doktor.
3. Membeli keperluan untuk urusan memandi dan mengkafankan mayat.
4. Menentukan bilal untuk memandikan mayat.
5. Urusan menggali kubur.
6. Menentukan Imam untuk sembahyang mayat.
7. Menguruskan kenderaan untuk jenazah.
8. Ucapan takziah.



~~~ Sifat-sifat yang mesti ada pada seseorang yang hendak menguruskan Jenazah ~~~(Kandungan)
1. Sifat berani.
2. Sabar.
3. Amanah.
4. Mempunyai kemahiran dan ilmu yang cukup.
~~~ Persediaan dan keperluan untuk memandikan Jenazah ~~~(Kandungan)
1. Sediakan tempat mandi.
2. Sabun mandi.
3. Air daun bidara.
4. Air bersih.
5. Sugi - 7 batang.
6. Sarung tangan - 3 atau 5.
7. Sedikit kapas.
8. Air kapur barus.
9. Baldi serta gayong.
Sebelum memandikan mayat, pastikan dahulu kubur telah digali dan peralatan mengkafan mayat telah disediakan seperti :
1. Kain putih (bidang 45") - 20 meter bagi dewasa
2. Gunting
3. Kapas
4. Cendana
5. Kapur barus
6. Air mawar
7. Minyak wangi (Minyak Attar)
8. Tikar jerami
9. Bantal (dari daun pandan)
10. Tempat mandi yang khas.







~~~ Cara memandikan Jenazah ~~~(Kandungan)

1. Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan.
2. Tutup seluruh anggota mayat kecuali muka.
3. Semua Bilal hendaklah memakai sarong tangan sebelah kiri.
4. Sediakan air sabun.
5. Sediakan air kapur barus.
6. Istinjakkan mayat terlebih dahulu.
7. Angkat sedikit bahagian kepalanya sehingga paras dadanya.
8. Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau mimicit-micit perutnya secara perlahan-lahan dan hati serta kotoran dalam mulutnya dengan menggunakan kain alas atar tidak tersentuh auratnya.
9. Siram dan basuh dengan air sabun sahaja dahulu.
10. Kemudian gosokkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan dan kakinya dan rambutnya.
11. Selepas itu siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun juga.
12. Kemudian bilas dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil berniat :
Lafaz niat memandikan jenazah lelaki :


"Sahaja aku memandikan jenazah (lelaki) kerana Allah Taala"
Lafaz niat memandikan jenazah perempuan :


"Sahaja aku memandikan jenazah (perempuan) kerana Allah Taala"
13. Telentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3 kali dengan air bersih.
14. Siram sebelah kanan 3 kali.
15. Siram sebelah kiri 3 kali.
16. Kemudian mengiringkan mayat ke kiri basuh bahagian lambung kanan sebelah belakang.
17. Mengiringkan mayat ke kanan basuh bahagian lambung sebelah kirinya pula.
18. Telentangkan semula mayat, ulangi menyiram seperti bil. 13 hingga 17.
19. Lepas itu siram dengan air kapur barus.
20. Lepas itu wudukkan mayat.

Lafaz niat mewudukkan jenazah lelaki :


"Sahaja aku berniat mewudukkan jenazah (lelaki) ini kerana Allah s.w.t"
Lafaz niat mewudukkan jenazah perempuan :



"Sahaja aku berniat mewudukkan jenazah (perempuan) ini kerana Allah s.w.t"
Cara mewudukkan jenazah ini iaitu dengan mencucurkan air ke atas jenazah itu bermula dari muka dan akhir sekali pada kakinya, sebagaimana melaksanakan wuduk biasanya. Jenazah lelaki hendaklah dimandikan oleh lelaki dan mayat wanita hendaklah dimandikan oleh perempuan.
21. Siram dengan air sembilan.
22. Setelah selesai dimandikan dan diwudukkannya dengan baik dan sempurna hendaklah dilapkan menggunakan tuala pada seluruh badan mayat.
23. Cawatkan bahagian kemaluan mayat dengan cawat yang disediakan.
24. Lepas itu usung dengan menutup seluruh anggotanya.
25. Segala apa-apa yang tercabut dari anggota mayat, hendaklah dimasukkan ke dalam kapan berama (Contoh : rambut, kuku dll).
26. Dengan ini selesailah kerja memandikan mayat dengan sempurnanya.
~~~ Cara-cara mengkafankan jenazah ~~~(Kandungan)
Pertama Hendaklah disediakan tiga lembar kain kafan dibentangkan dengan disusun, kain yang paling lebar diletakkan di bawah atau dengan cara kain tiga lembar dibentangkan dan letaknya agak serong yang atas melebar dan yang bawah mengecil, setiap lembar disapu dengan wangi-wangian atau minyak wangi yang tidak mengandungi alkohol.

Kedua : Hendaklah disediakan tali pengikat sebanyak tiga atau lima utas yang diletakkan di bawah kain kafan tersebut.
Ketiga : Hendaklah disediakan kapas yang disapu dengan wangi-wangian dan kayu cendana yang digunakan untuk menutup antara lain :
1. Kemaluan
2. Wajah (muka)
3. Kedua buah dada
4. Kedua Telinga
5. Kedua siku tangannya
6. Kedua tumitnya

Keempat Angkatlah mayat tersebut dengan berhati-hati kemudian baringkan di atas kain kafan yang sudah dibentangkan.

Kelima : Tutupkan jenazah itu dengan kapas yang telah disediakan pada bahagian-bahagian yang telah disebutkan di atas.

Keenam : Hendaklah kain kafan tersebut diselimutkan atau ditutupkan dari lembar yang paling atas sampai lembar yang paling bawah, kemudian ikatlah dengan tali daripada kain yang telah disediakan sebanyak tiga atau lima ikatan.
Semua tali pengikat mayat hendaklah disimpul hidup di sebelah kiri. Sebelum diikat di bahagian kepala, benarkan warisnya melihat atau menciumnya.
Tulislah kalimah "ALLAH dan MUHAMMAD" di dahi mayat dengan menggunakan minyak wangi.
Setelah siap diikat renjislah dengan air mawar dan sapulah minyak wangi.

~~~ Solat Jenazah ~~~(Kandungan)
Dalam mengerjakan solat jenazah, yang paling utama ialah dikerjakan secara berjemaah dan harus dijadikan tiga saf (barisan) sekurang-kurangnya setiap satu saf dua orang.
Bagi orang perempuan diperbolehkan mengikuti berjemaah bersama-sama dengan orang lelaki atau boleh mendirikan solat ke atas jenazah setalah disolatkan oleh orang lelaki.
Adapun hukum solat jenazah ini adalah Fardhu Kifayah seperti hal menguruskannya.
1. Cara mengerjakan Solat Jenazah
Bagi jenazah lelaki, Imam yang akan mendirikan solat ke atasnya hendaklah berdiri searah dengan kepala jenazah itu.
Bagi jenazah perempuan, Imam hendaklah berdiri searah dengan lambung atau bahagian tengah jenazah itu.
Tentang tempat untuk mengerjakan solat jenazah, diperbolehkan di dalam masjid, di surau atau di tempat lainnya yang memungkinkan solat berjemaah dengan syarat tempatnya itu luas dan bersih.
2. Rukun Solat Jenazah
Solat jenazah berbeza dengan solat-solat yang lain kerana cara mengerjakannya hanya dengan berdiri dan takbir empat kali tanpa rukuk dan sujud, juga tidak perlu azan dan iqamat. Adapun rukunnya ada empat :
i. Niat mendirikan solat jenazah yang dimaksudkan
ii. Berdiri bagi yang berkuasa.
iii. Bertakbir empat kali.
iv. Salam
3. Lafaz niat solat jenazah :

a. Lafaz niat solat jenazah lelaki secara persendirian :


"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah ini dengan empat takbir fardhu kifayah kerana Allah Taala"
b. Lafaz niat untuk jenazah perempuan secara persendirian :


"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah ini dengan empattakbir fardhu kifayah kerana Allah Taala"
c. Lafaz niat untuk mayat lelaki bagi Imam.


"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(lelaki) ini dengan empat takbir fardhu kifayah menjadi Imam kerana Allah Taala"




d. Lafaz niat untuk mayat perempuan bagi Imam.


"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(perempuan) ini dengan empat takbir fardhu kifayah menjadi Imam kerana Allah Taala"
e. Lafaz niat untuk mayat lelaki bagi Makmum


"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(lelaki) ini dengan empat takbir fardhu kifayah menjadi makmum kerana Allah Taala"
f. Lafaz niat untuk jenazah perempuan bagi Makmum


"Sahaja aku berniat mendirikan solat ke atas jenazah(perempuan) ini dengan empat takbir fardhu kifayah menjadi makmum kerana Allah Taala"
4. Bacaan dan Doa dalam Solat Jenazah.
a. Takbir yang pertama :

Membaca lafaz :

Allahu Akbaru (Allah Maha Besar).

Kemudian dilanjutkan dengan membaca Al-Fatihah
b. Takbir yang kedua.
Membaca lafaz seperti pada takbir pertama, kemudian dilanjutkan dengan membaca selawat atas Nabi Muhammad s.a.w :



"Ya Allah! Berilah rahmat atas penghulu kami Muhammad s.a.w dan atas keluarganya sebagaimana Engkau telah memberi rahmat pada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah atas Nabi Muhammad s.a.w. dan atas keluarganya. Sebagaimana Engakau memberkati Nabi Ibarahim dan atas keluarganya. Pada seluruh alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia".
c. Takbir yang ketiga :
Selepas takbir yang ketiga hendaklah membaca doa untuk memohonkan ampun pada si mati :
"Ya Allah! Ampunilah dia dan kasihanilah dia dan sejahterakanlah serta ampunilah dosa kesalahan dia. Dan muliakanlah kedatangannya dan luaskanlah tempat masuknya (kuburnya) dan bersihkanlah dia dengan air salju dan embun, bersihkanlah dia dari segala dosa dan sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya dan gantikanlah isteri yang lebih baik dari isterinya dan gantikanlah keluarga yang lebih dari keluarganya dan peliharalah (hindarkanlah) dia dari seksa kubur dan seksa neraka."

d. Takbir yang ke empat.
Selepas mengangkat takbir yang keempat hendaklah membaca doa seperti di bawah ini :
"Ya Allah ! Janganlah kiranya pahala tidak sampai pada kami dan janganlah Engkau memberi pada kami fitnah sepeninggalannya dan ampunilah kami dan dia dan bagi saudara -saudara kami yang telah mendahului kami dengan imam dan janganlah menjadikan gelisah (dengki) dalam hati kami pada orang-orang yang beriman, Ya Allah! Ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Selanjutnya yang terakhir adalah memberi salam dan palingkan ke kanan dan ke kiri

UAS TAFSIR

1. Apa maksud derevisi tentang ilmu?
عََلَمَ-عَالِمٌ-مَعْلُوْمٌ
2. Maksud hikmah dalam ayat ini apa? Bagaimana ulama mengartikan kata hikmah dalam ayat tersebut?
            
3. Hadits yang bersangkutan dengan ilmu, cari selain dari makalah minimal 5 hadits!

Jawab:
1. Maksud derevisi tentang ilmu
Kata pengetahuan berasal dari bahasa Yunani yaitu science. Ilmu pengetahuan dan pengetahuan sangat erat hubungannya, jika didefinisikan, ilmu pengetahuan adalah fakta-fakta pengalaman manusia yang disusun secara seksama dan sistematis sehingga ia merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan. Fakta-fakta tersebut diperoleh melalui proses pengkajian yang mendalam, seperti pengamatan, penggolongan, penguraian, dan penyimpulan. Sedangkan pengetahuan adalah apa saja yang diketahui manusia mulai dari urusan yang sekecil-kecilnya sampai dengan yang sebesar-besarnya. Pengetahuan tersebut sifatnya masih parsial, belum disusun secara sistematik dan berjalan sendiri-sendiri sehingga belum memperhatikan satu kesatuan dan belum terumuskan dalam satu teori. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah disusun secara sistematik dan memiliki sifat-sifat (Drs. Abuddin Nata, MA, 1998:94).
(علم) Ulum, jamak dari ilmu yaitu paham dan pemikiran. Kemudian dinukil dengan pengertian beberapa masalah ilmuan yang berbeda-beda (Mana’ul Qathan,1998:6).
Kata معلوم adalah objek yang diketahui dan berada di dalam diri seorang alim.
عالمٌ orang yang mengetahui artinya orang yang memiliki pengetahuan dan mengetahui bahwa apa yang telah diketahuinya adalah sedikit jika dibandingkan dengan hal yang tidak diketahuinya merasa dirinya bodoh, sehingga bertambah semangat kesungguhan mencari ilmu untuk bertambah pengetahuannya.
2. Hikmah di dalam Tafsir Al-Azhar
Dia menganugerahkan hikmah kepada barang siapa yang dia kehendaki (al-Baqarah: 269)
Kata hikmah lebih luas daripada ilmu, bahkan ujung daripada ailmu adalah pemohon daripada hikmah. Hikmah juga boleh diartikan mengetahui yang tersirat dibelakang yang tersirat. Menilik yang ghaib dari melihat y g nyata, mengetahui akan kepastian ujung karena telah melihat pangkal. Ahli hikmat melihat “tewang di langit tanda panas, gebak di hulu tanda hujan”. Perasaan ahli hikmat adalah halus, karena melihat alam maka ahli hikmat mengenal tuhan.
Sebab itu dalam bahasa kita, hikmat disebut bijaksana dan ahli hikmat disebut al-hakim adalah satu di antara asma Allah. Maka kekayaan yang paling tinggi yang diberikan Allah kepada hambanya ialah kekayaan hikmat itu.
Menurut Syaikh Muhammad Abduh
Secara luas menafsirkan tentang hikmat. Bahwa hikmat itu adalah ilmu yang sah, yang dapat dipertanggungjawabkan, yang telah sangat mendalam pengaruhnya di dalam diri suatu amal perbuatan benar-benar timbul daripada ilmu yang shahih, maka amal itu akan menjadi amal yang shahih, yang memberikan faedah dan membawa orang kepada bahagia.
Allah memberikan hikmat kepada barang siapa saja yang dikehendaki-Nya artinya ialah diberi alat yang sempurna sebagai manusia.
Ibnu Abbas mengatakan
الحكمة هو الفقه فى القرآن
“Hikmah itu ialah kesanggupan memahamkan al-Qur'an”
Artinya, bila seseorang sudah dapat memahamkan (memfiqihkan) dari dalam al-Qur'an mana yang hudan (petunjuk) dan mana yang hukum, mana yang disuruh (wajib) dan apa sebab wajibnya dan mana yang dicegah (haram) dan apa sebab dicegah, lalu dapat membandingkan atau mengqiyaskan yang furu’ (cabang) kepada yang ashal (pokok). Itulah dia orang yang diberi Ibnu Abbas itu patutlah disebut al-hakim juga (Tafsir al-Azhar, Prof. Dr. Hamka).
Menurut Ahmad Mustafa al-Maraghi
Hikmah adalah ilmu yang bermanfaat yang membekas dalam diri sehingga ilmu tersebut menggiringkan kehendak gurunya untuk mengamalkan apa yang terhadap anjurkan, yang akan membawa kebahagiaan dunia akhirat.
3. Lima hadits yang berkaitan dengan ilmu
عن ابى هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: وَمَنْ سَأَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا اِلىَ الْجَنَّةِ
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: “Dan barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga” (Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya).
وعن زربن حبيش قال: أتيت صفوان بز عشال المرادى رضي الله عنه قال: مَاجَاءَ بِكَ؟ قُلْتُ: اَنْبُطُ الْعِلْمَ. قَالَ: فَإِنّىِ سَمِعْتُ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَا مِنْ خَارِجٍ مِنْ بَيْتِهِ فِى طَلَبِ الْعِلْمِ اِلاَّ وَضَعَتْ لَهُ الْمَلاَئِكَةُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا بِمَا يَصْنَعُ (رواه الترمذى وصححه وابن ماجه واللفظ له وابن حبان فى صحيحه والحاكم وقال صحيح الإ سناد)
Dari Zirr bin Hubaisy, ia berkata: Aku datang kepada Shafwan bin Asyal al-Muradi r.a. ia berkata: “apa yang membuatmu datang?” Aku jawab: “aku menuntut ilmu”. Ia berkata: “sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah seseorang keluar dari rumahnya dalam rangka menuntut ilmu kecuali para malaikat meletakkan sayap-sayapnya kepadanya karena ridha dengan apa yang ia perbuat” (Diriwayatkan oleh Turmudzi dan dishahihkannya, Ibnu Majah dan lafadz ini baginya, Ibnu Hibban di dalam shahihnya, dan al-Hakim dan ia berkata, sahih sanadnya).
وعن حذ خذيفة بن اليمان رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: فَضْلُ الْعَلِمِ خَيْرٌ مِنْ فَضْلِ الْعِبَادَةِ، وَخَيْرُ دِيْنُكُمْ اَلْوَرَعُ (رواه الطبرانى فى اوسط الوبزاربإ سناد حسن)
Dari Hdzaifah bin al-Yaman r.a. ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: “Keutamaan ilmu lebih baik dari keutamaan ibadah, dan sebaik-baiknya agama kalian adalah kewara’an (Diriwayatkan oleh Thabrani di dalam al-Ausath, dan al-Bazzar dengan sanad hasan).
وعن ابى الدرداء رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: مَنْ سَأَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا اِلىَ الْجَنَّةِ. وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةِ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا يَصْنَعُ، وَإِنَّ الْعَالِمِ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى اْلأَرْضِ حَتَّى الْحِيْتَانُ فِى الْمَاءِ، وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى اْلعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ إِنَّ اْلأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ. فَمَنْ اَخَذَهُ بِحَظٍّ وَافِرٍ (رواه ابو داود والترمذى وابن مجاه وابن حبان فى صحيحه والبيهقى)
Dari Abu Daud r.a. ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa menempuh satu jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga, dan sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya kepada penuntut ilmu karena ridha terhadap apa yang ia perbuat, dan sesungguhnya orang berilmu dan dimintakan ampun oleh orang yang di langit dan orang yang di bumi sampai ikan-ikan di air, dan keutamaan orang berilmu atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas semua planet, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi, sesungguhnya para nabi tidak merwariskan dinar ataupun dirham tetapi mewariskan ilmu, siapa yang mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang memadai” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Turmudzi, Ibnu Majah, Ibnu Hiban di dalam shahihnya dan al-Baihaqi)
وعن ابى هريرة رضي الله عنه قال: سَمِعْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم: اَلدُّنْيَا مَلْعُوْنَةٌ مَلْعُوْنٌ مَا فِيْهَا، اِلاَّ ذِكْرِ اللهِ، وَمَا وَلاَهُ، وَعَالِمًا وَمُتَعَلِّمًا (رواه الترمذى وابن واجه والبيهقى وقال الترمذى صحيحه)
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Dunia itu terlaknat, terlaknat apa yang ada padanya, kecuali mengingat Allah dan apa yang mendukungnya dan orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu (Diriwayatkan oleh Turmudzi, Ibnu Majah dan al-Baihaqi, Turmudzi berkata: hadits hasan).

ARTI PENTING PERKEMBANGAN SISWA DALAM URUSAN PROSES BELAJAR AGAMA ISLAM

BAB II
PEMBAHASAN

A. ARTI PENTING PERKEMBANGAN KOGNITIF BAGI PROSES BELAJAR SISWA
Antara proses perkembangan dengan proses belajar mengajar yang dikelola para guru terdapat “benang merah” yang mengikat kedua proses tersebut. Sehingga hampir tak ada proses perkembangan siswa baik jasmani maupun rohaninya yang sama sekali terlepas dari proses belajar mengajar sebagai pengejawantahan proses pendidikan. Apabila fisik dan mental sudah matang, pancaindra sudah siap menerima stimulus-stimulus dari lingkungan, berarti kesanggupan siswa pun sudah tiba.
Program pengajaran disekolah yang baik adalah yang mampu memberikan dukungan besar kepada para siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mereka.
Pengetahuan mengenai proses perkembangan dengan segala aspeknya itu sangat banyak manfaatnya, antara lain :
1. Guru dapat memberikan layanan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada para siswa, relevan dengan tingkat perkembangannya.
2. Guru dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya kesulitan belajar siswa tertentu, lalu segera mengambil langkah yang tepat untuk menanggulanginya.
3. Guru dapat mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memulai aktivitas proses belajar mengajar bidang studi tertentu.
4. Guru dapat menemukan dan menetapkan tujuan-tujuan pengajaran (TIU dan TIK) materi pelajaran atau pokok bahasan pengajaran tertentu.
Salah satu kesulitan pokok yang dialami para guru dalam semua jenjang pendidikan adalah menghayati makna yang dalam mengenai hubungan perkembangan khususnya ranah kognitif dengan proses belajar mengajar yang menjadi tanggung jawabnya.
Ranah psikologi siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiwaan yang berkedudukan pada otak ini, dalam perspektif psikologi kognitif, adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Organ otak sebagai markas fungsi kognitif bukan hanya menjadikan penggerak aktivitas akal pikiran, melainkan juga menara pengontrol, aktivitas persaan dan perbuatan. Sebagai pengontrol otak selalu bekerja siang dan malam. Sekali kita kehilangan fungsi-fungsi kognitif karena kerusakan berat pada otak, martabat kita hanya berbeda sedikit dengan hewan.
Demikian pula halnya orang yang menyalahgunakan kelebihan kemampuan otak untuk hal-hal yang merugikan kelompok lain apalagi menghancurkan kehidupan mereka, martabat orang tersebut tak lebih dari martabat hewan atau mungkin lebih rendah lagi. Itulah sebabnya, pendidikan dan engajaran perlu diupayakan sedemikian rupa agar ranah kognitif para siswa dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab.
Di antara temuan-temuan riset yang menonjol yakni otak, otak adalah sumber dan menara pengontrol bagi seluruh kegiatan kehidupan ranah-ranah psikologis manusia. Otak tidak hanya berpikir dengan kesadaran, tetapi juga berpikir dengan ketidaksadaran. Pemikiran tidak sadar (unconscious thinking) sering tejadi pada diri kita. Ketika kita tidur misalnya, kita bermimpi, dan mimpi adalah sebuah bentuk berpikir dengan gambar-gambar tanpa kita sadari. Alhasil ranah kognitif yang dikendalikan oleh otak kita itu memang karunia Tuhan yang luar biasa, dibandingkan dengan oargan-organ tubuh lainnya.
Tanpa ranah kognitif, sulit dibayangkan seorang siswa dapat berpikir. Selanjutnya, tanpa kemampuan berpikir mustahil siswa tersebut dapat memahami dan meyakini faidah materi-materi pelajaran yang disajikan kepadanya. Tanpa berpikir juga sulit bagi siswa untuk menangkap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran yang ia ikuti, termasuk materi pelajaran agama.
B. FAEDAH PENGEMBANGAN RANAH KOGNITIF SISWA
1. Mengembangkan kecakapan kognitif
Ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat perlu dikembagkan secara khususnya oleh guru, yakni : a) strategi belajar memahami isi materi pelajaran, b) strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.
Strategi adalah sebuah istilah populer dalam istilah psikologi kognitif, yang berarti prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan alokasi upaya-upaya yang bersifat kognitif dan selalu dipengaruhi oleh piihan-pilihan kognitif atau pilihan-pilihan kebiasaan belajar (cognitive preferences) siswa. Pilihan kebiasaan belajar ini secara global terdiri atas : 1) menghafal prinsip-prinsip yang terkandun dalam materi, 2) mengaplikasikan prinsip-prinsip materi.
Preferensi kognitif yang pertama pada umumnya timbul karena dorongan luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa menganggap belajar hanya sebagai alat pencegah ketidak lulusan atau ketidak naikan. Aspirasi yang dimilikinya pun bukan ingin menguasai materi secara mendalam, melainkan sekadar asal lulus atau naik kelas. Sebaliknya, preferensi kognitif yang kedua biasanya timbul karena dorongan dari dalam diri siswa sendiri (motif intrinsik), dalam arti siswa tersebut memang tetrtari dan membutuhkan materi-materi yang disajikan gurunya.
Tugas guru dalam hal ini adalah menggunakan pendekatan mengajar yang memungkinkan para siswa menggunkan strategi belajar yang berorientasi pada pemahaman yang mendalam terhadap isi materi pelajaran. Guru juga diharapkan mampu menjauhkan para siswa dari strategi dan preferensi akal yang hanya mengarah ke aspirasi asal naik atau lulus. Guru juga sangat diharapkan mampu menjelaskan nilai-nilai moral yang terkandung dalam materi yang ia ajarkan, sehingga keyakinan para siswa terhadap faidah materi tersebut semakin tebal dan pada gilirannya kelak ia akan mengembangkan dan mengaplikasikan dalam situasi yang relevan.
Selanjutnya guru juga dituntut untuk mengembangkan kecakapan kognitif para siswa dalam memecahkan masalah dengan menggukanakan pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan-kayakinan terhadap pesan-pesan moral atau nilai yang terkandung dan menyatu dalam pengetahuannya.
2. Mengembangkan kecakapan afektif
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif tidak hanya akan membuahkan kecakapan kognitif, tetapi juga menghasilkan kecakapan ranah afektif. Sebagai contoh, seorang guru agama yang piawai dalam mengembangkan kecakapan kognitif dengan cara tadi diatas, maka akan berdampak positif terhadap ranah afektif para siswa. Dalam hal ini, pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi pelajaran agama yang disajikan guru serta preferensi kognitif yang mementingkan aplikasi prinsip-prinsip tadi akan meningkatkan kecakapan afektif ini, antara lain berupa kesadaran beragama yang mantap.
Dampak positif lainnya adalah dimilikinya sikap mental keagamaan yang lebih tegas sesuai dengan tuntutan ajaran agama yang telah ia pahami dan yakini secara mendalam.
3. Mengembangkan kecakapan psikomotor
Kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati, baik kuantitasnyamaupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka. Namun, kecakapan psikomotor tidak telepas dari kecakapan afektif. Jadi, kecakapan psikomotor siswa merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya.
Banyak contoh yang membuktikan bahwa kecakapan kognitif itu berpengaruh besar terhadap berkembangnya kecakapan psikomotor. Para siswa yang berprestasi baik (dalam arti yang luas dan ideal) dalam bidang pelajaran agama misalnya sudah tentu akan lebih rajin beribadah shalat, puasa, dan mengaji. Dia juga tidak akan segan-segan memberi pertolongan atau membantu kepada orang yang memerlukan. Sebab, ia merasa memberi bantuan itu adalah kebajikan (afektif), sedangkan perasaan yang berkaitan dengan kebajikan tersebut berasal dari pemahaman yang mendalam tehadap materi pelajaran agama yang ia terima dari gurunya (kognitif).
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Arti Penting Perkembangan Kogitif bagi Proses Belajar Siswa
B. Faidah Pengembangan Ranah Kognitif Siswa
1. Mengembangkan Kecakapan Kognitif
2. Mengembangkan Kecakapan Afektif
3. Mengembangkan Kecakapan Psikomotor
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya guru dalam mengembangkan keterampilan ranah kognitif para siswanya merupakan hal yang sangat penting jika guru tersebut menginginkan siswanya aktif mengembangkan sendiri keterampilan ranah-ranah psikologis lainnya.
Seperti mengembangkan kecakapan Kognitif, mengembangkan kecakapan Afektif, mengembangkan kecakapan Psikomotor.



DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin. 1993. “Arti Penting Aspek Kognitif dalam Pengajaran Agama”, dalam mimbar studi, IAIN SGD. Bandung, No. 53/XV/1993.
Syah, Muhibbin. 1995. “Psikologi Pendidikan”, Bandung.



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan adalah proses atau tahapan perubahan kearah yang lebih maju. Belajar adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Mengajar merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa.
Di dalam makalah ini secara berturut-turut akan membahas arti penting perkembangan kognitif bagi proses belajar siswa, faidah pengembangan ranah kognitif siswa, di dalam itu nya juga membahas tentang mengembangkan kecakapan kognitif, afektif, psikomotor.

B. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan
2. Untuk mengetahui proses belajar
3. Untuk mengetahui proses belajar-mengajar


KATA PENGHANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada baginda kita junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Makalah ini penulis sampaikan kepada Pembina mata kuliah Psikologi Pendidikan sebagai salah satu syarat bisa mengikuti Ujian Akhir Semester mata kuliah tersebut. Tidak lupa saya ucakan terima kasih kepada Bapak yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis mengajar Psikologi Pendidikan.
Penulis memohon kepada bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca barangkali menemukan kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya harap maklum. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pemaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.


Bandung, juni 2009

Penyusun

LANDASAN KEPENDIDIKAN

BAB II
PEMBAHASAN

LANDASAN PSIKOLOGI
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar.
A. Psikologi Perkembangan
Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah : (Nana Syaodih,1988)
1. Pendekatan pentahapan. Perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu.
2. Pendekatan diferensial. Pendekatan ini memandang individu-individu itu memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
3. Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat karakterisrik setiap individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual.
Dari ketiga pendekatan ini, yang paling banyak dilaksanakan adalah pendekatan pentahapan. Menurut Crijns (tt.) periode atau tahap perkembangan manusia secara umum adalah sebagai berikut :
1. Umur 0-2 tahun disebut masa bayi.
2. Umur 2-4 tahun disebut masa kanak-kanak.
3. Umur 5-8 tahun disebut masa dongeng.
4. Umur 9-13 tahun disebut masa Robinson Crusoe (nama seorang petualang).
5. Umur 13 tahun disebut masa pubertas pendahuluan.
6. Umur 14-18 tahun disebut masa puber.
7. Umur 19-21 tahun disebut masa adolesen.
8. Umur 21 tahun ke atas disebut masa dewasa.

Menurut Rouseau psikologi perkembangan terbagi atas empat tahap, yaitu :
1. Masa bayi dari 0-2 tahun sebagian besar merupakan perkembangan fisik.
2. Masa anak dari 2-12 tahun yang dinyatakan perkembangannya baru seperti hidup manusia primitif.
3. Masa pubertas dari 12-15 tahun, ditandai dengan perkembangan pikiran dan kemauan untuk berpetualang.
4. Masa adolesen dari 15-25 tahun, pertumbuhan seksual menonjol, sosial, kata hati, dan moral.
Stanley Hall penganut teori Evolusi dan teori Rekapitulasi membagi masa perkembangan anak sebagai berikut :
1. Masa kanak-kanak ialah umur 0-4 tahun sebagai masa kehidupan binatang.
2. Masa anak ialah umur 4-8 tahun merupakan manusia sebagai pemburu.
3. Masa muda ialah umur 8-12 tahun sebagai manusia belum berbudaya.
4. Masa adolesen ialah umur 12-dewasa merupakan manusia berbudaya.
Havinghurst menyusun fase-fase perkembangan sebagai berikut : (Mulyani, 1988).
1. Tugas perkembangan masa kanak-kanak :
Belajar berkata, makan makanan padat, berjalan, menegndalikan gerakan badan, mempelajari peran jenis kelaminnya sendiri, stabilitas fisiologi, dan lain-lain.
2. Tugas perkembangan masa anak :
Belajar keterampilan fisik untuk keperluan bermain, membentuk sikap diri sendiri, belajar bergaul secara rukun, mempelajari peran jenis kelamin sendiri, belajar keterampilan membaca, menilis dan berhitung, dan lain-lain.
3. Tugas perkembangan masa remaja :
Membuat hubungan-hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya dan kedua jenis kelamin, memperoleh peran sosial yang cocok dengan jenis kelaminnya, menggunakan badan secara efektif, dan lain-lain.
4. Tugas perkembangan masa dewasa awal :
Memilih pasangan hidup, belajar hidup rukun bersuami istri, memulai kehidupan mempunyai anak, belajar membimbing dan merawat anak, menegndalikan rumah tangga, dan lain-lain.
5. Tugas perkembangan masa setengah baya :
Bertanggung jawab sosial dan menjadi warga Negara yang baik, membangun dan mempertahankan standar ekonomi, membina anak remaja agar menjadi orang dewasa dan bertanggung jawab serta bahagia, dan lain-lain.
6. Tugas perkembangan orang tua :
Menyesuaikan diri dengan semakin menurunnyakekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri terhadap menurunnya pendapatan atau karena pensiun, menyesuaikan diri sebagai duda atau janda, dan lain-lain.
Tugas-tugas perkembangan itu tampaknya disiapkan untuk pendidikan seumur hidup Adapun pendekatan psikologi perkembangan secara khusus, Menurut Jean Pigeot ada empat perkembangan kognisi, (Mulyani 1988, Nana Syaodih 1988 dan Callahan, 1983).
1. Periode sensorimotor pada umur 0-2 tahun
Kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak refleks. Reaksi intelektual hamper seluruhnya karena rangsangan langsung dari alat indra. Punya kebiasaan memukul-mukul dan bermain-main dengan permainannya. Mulai dapat menyebutkan nama-nama objek tertentu.
2. Periode praoperasional pada umur 2-7 tahun
Perkembangan bahasa anak ini sangat pesat. Peranan intuisi dalam memutuskan sesuatu masih besar, menyimpulkan hanya berdasarkan sebagian kecil yang diketahui. Analisis rasional belum berjalan.
3. Periode operasi konkret pada umur 7-11 tahun
Mereka sudah berpikir logis, sistematis dan memecahkan masalah yang bersifat konkrit. Mereka sudah mampu mengerjakan penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
4. Periode operasi formal pada umur 11-15 tahun
Anak-anak ini sudah dapat berpikir logis terhadap masalah baik yang konkrit maupun yang abstrak. Dapat membentuk ide-ide dan masa depannya secara realistis.
B. Psikologi Belajar
Belajar adalah perubahan perilaku yang relative permanen sebagai hasil pengalaman dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengomunikasikannya kepada oarng lain.
Ada sejumlah prinsip belajar menurut Gagne (1979) sebagai berikut :
• Kontiguitas.
• Pengulangan.
• Penguatan.
• Motifasi positif dan percaya diri dalam belajar.
• Tersedia materi pelajaran yang lengkap.
• Ada upaya membangkitkan keterampilan intelektual.
• Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam belajar.
• Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam pengajaran.
Teori belajar yang dibuat secara sistematik adalah sebagai berikut : (Callahan, 1983, Nana Syaodih, 1988 dan Toeti Soekamto, 1994).
a. Teori belajar klasik :
 Disiplin mental Theistik.
 Disiplin mental Humanistik.
 Naturalis atau Aktualisasi Diri.
 Apersepsi.
b. Teori belajar modern :
 R-S Bond atau Asosiasi.
 Pengkondisian Instrumental.
 Pengkondisian Operan.
 Penguatan.
 Kognisi.
 Belajar bermakna.
 Insight atau Gestalt.
 Lapangan.
 Tanda (sign).
 Fenomenologi.
Teori belajar klasik masih tetap dapat dimanfaatkan, antara lain untuk menghafal perkalian dan melatih soal-soal (Disiplin mental). Teori naturalis bias dipakai dalam pendidikan luar sekolah terutama pendidikan seumur hidup.
Teori belajar behaviorisme bermanfaat dalam mengembangkan perilaku-perilaku nyata, seperti rajin, mendapat skor tinggi, tidak berkelahi, dan sebagainya.
Teori-teori belajar kognisi berguna dalam mempelajari materi-materi yang rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah, dan untuk mengembangkan ide.
C. Psikologi Sosial
Psikilogi sosial adalah psikologi yang mempelajari psikologi seseorang di masyarakat, yang mengombinasikan cirri-ciri psikologi dengan ilmu sosial untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antarindividu (Hollander, 1981).
Berkembangnya kasih sayang ini disebabkan oleh dua hal yaitu, (Freedman, 1981). :
1. Karena pembawaan atau genetika.
2. Karena belajar.
Pembentukan kesan pertama terhadap orang lain memiliki tiga kunci utama, yaitu :
1. Kepribadian orang itu.
2. Perilaku orang itu.
3. Latar belakang situasi.
Dalam dunia pemdidikan, hal ini perlu diperhatikan. Para pendidik harus mampu membangkitkan kesan petama yang positif untuk hari-hari berikutnya. Sikap dan perilaku pendidik seperti ini sangat penting artinya bagi kemauan dan semangat belajar anak-anak.
 Pembahasan persepsi diri sendiri (Freedman, 1981). Orang-orang dalam mencapai persepsi tentang dirinya sendiri adalah sama caranya dalam menemukan atau melihat persepsi orang lain.
 Pesepsi diri sendiri berkaitan dengan sikap dan perasaan, sikap adalah keadaan internal individu yang mempengaruhi tindakannya terhadap objek, orang, atau kejadian (Gagne, 1979). Sikap dapat ditimbulkan, disamping sering muncul secara alami, yaitu (1) dengan metode langsung seperti pengkondisian dan penguatan. (2) dengan metodee tidak langsung seperti dengan melihat dan mempelajari sikap tokoh tertentu. Metode kedua ini sangat penting dilaksanakan oleh pendidik, sangat mudah dan etika pendidik mewajibkan hal itu, yaitu dengan membuat diri pendidik itu sendiri menjadi tokoh yang patut ditiru.
 Sementara itu secara tradisi perasaan itu bersumber dari kondisi fisik, mental, dan sebab-sebab dari luar diri manusia.
 Sikap dan perasaan keduanya banyak bertalian dengan lingkungan, mempengaruhi konsep diri seseorang. Sikap dan perasaan hormat terhadap guru akan menimbulkan konsep diri menyerupai penampilan guru.
 Motivasi juga merupakan salah satu aspek psikologi sosial, sebab tanpa motivasi tertentu seseorang sulit untuk berpartisipasi di masyarakat.
 Faktor-faktor yang menentukan motivasi adalah :
1. Minat dan kebutuhan individu.
2. Persepsi kesulitan akan tugas-tugas.
3. Harapan sukses.
 Keintiman hubungan. Dalam batasan-batasan tertentu proses pendidikan membutuhkan suatu keintiman persahabatan. Misalnya, dalam proses belajar bersama. Dalam keluarga juga perlu ada hubungan yang intim antara orang tua dengan anak-anak antara anak-anak itu sendiri agar proses pendidikan bias berjalan dengan baik. Prilaku yang bertentangan dengan hubungan intim adalah perilaku agresif. Yang dimaksud denagn perilaku agresif adalah perilaku yang menyakiti orang lain atau yang dapat menyakiti orang lain.
 Altruisme atau kasih saying. Perilaku ini berbntuk memberi pertolongan kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.
 Kesepakatan atau kepatuhan adalah juga merupakan faktor penting dalam proses pendidikan. Tanpa ada kesepakatan cukup sulit untuk merencanakan dan melaksanakan sesuatu, lebih-lebih dalam kerja kelompok.
 Kepemimpinan, pemimpin yang disahkan lebih banyak pengaruh dan kekuasaannya. Disamping itu juga kepribadian merupakan faktor penentu dalam menduduki jabatan pemimpin, seperti kemampuan berbicara, kedudukan sosial, dan tidak banyak menyimpang dari cita-cita kelompok.

D. Kesiapan Belajar dan Aspek-aspek Individu
Kesiapan belajar secara umum adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang ia temukan. Kesiapan kognisi bertalian dengan pengetahuan, pikiran, dan kualitas berpikir seseorang dalam menghadapi situasi belajar yang baru. Kesiapan afeksi belajar dikelas bergantung kepada kekuatan motif atau kebutuhan berprestasi.
Perlengkap peserta didik atau warga belajar sebagai subjek dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi lima kelompok, yaitu :
1. Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir.
2. Kemampuan umum atau IQ ialah kecerdasan yang bersifat umum.
3. Kemampuan khusus atau bakat, ialah kemampuan tertentu yang dibawa sejak lahir.
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum, seperti sikap, besarnya motivasi, dan lain-lainnya.
5. Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutama lingkungan keluarga.
Aspek-aspek ini dikembangkan sendiri oleh para ahli. Dalam kaitannya dengan tugas pendidikan terhadap membina peserta didik. Dengan demikian fungsi jiwa dan tubuh atau aspek-aspek individu yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut :
1. Rohani :
a. Umum :
• Agamis
• Perasaan
• Kemauan
• Pikiran
b. Sosial :
• Kemasyarakatan
• Cinta tanah air.
2. Jasmani :
• Keterampilan
• Kesehatan
• Keindahan tubuh.





E. Implikasi Konsep Pendidikan
Implikasinya kepada konsep pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Psikologi perkembangan yang bersifat umum, yang berorientasi pada afeksi, dan pada kognisi.
2. Psikologi belajar
a. Klasik
• Disiplin mental yang bermanfaat untuk menghafal perkalian dan melatih soal-soal.
• Naturalis/aktualisasi diri bermanfaat untuk pendidikan seumur hidup.
b. Behavioris bermanfaat atau cocok untuk membentuk perilaku nyata.
c. Kognisi cocok untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang lebih rumit yang membutuhkan pemahaman.
3. Psikologi sosial
a. Persepsi diri atau konsep tentang diri sendiri.
b. Pembentukan sikap bias secara alami, dikondisi, dan meniru sikap tokoh.
c. Sama halnya dengan sikap, motivasi anak-anak juga perlu dikembangkan.
d. Hubungan yang intim diperlukan dalam proses konseling.
e. Pendidik perlu membendung perilaku agresif anti sosial, tetapi mengembangkan agresif prososial dan sanksi.
f. Pendidik juga perlu mengembangkan kemampuan memimpin dikalangan anak-anak.
4. Kesiapan belajar yang bersifat afektif dan kognitif perlu diperhatikan oleh pendidik.
5. Kesembilan aspek individu harus diberi perhatian yang sam oleh pendidik dan dilayani secara berimbang.
6. Wujud perkembangan total atau berkembang seutuhnya.







DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Psikologi Perkembangan
B. Pikologi Belajar
C. Psikologi Sosial
D. Kesiapan Belajar dan Aspek-aspek Individu
E. Implikasi Konsep Pendidikan
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA




























BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar. Karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manuia, yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri.
Didalamnya secara berturut-turut akan membahas psikologi perkembangan, psikologi belajar, pikologi sosial, kesiapan belajar dan aspek-aspek individu, implikasi konsep pendidikan.

B. Tujuan Penulisan
Makalah ini mempunyai tujuan dalam penulisannya, diantaranya yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang psikologi
2. Untuk mengetahui tentang landasan psikologi




























DAFTAR PUSTAKA


Freedman, Jonathan L.,et al.1981. Social Psychology. Fourth Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs
Pidarta, Made. 2007. Landasan Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta








































KATA PENGANTAR

Segal puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan kita dan senantiasa meridhoi amal ibadah kita. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda alam kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Saya bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya, sehingga makalah ini dapat saya selesaikan.
Saya menyadari bahwa makalah ini mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini, mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi kita semua, amin.





















Bandung, Mei 2009


Penyusun











BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Pada dasarnya landasan psikologi itu langkah pertama untuk memahami dan pengaruhnya terhadap jiwa manusia baik anak-anak, dewasa, dan orang tua, termasuk didalamnya mencakup guru, orang tua, masyarakat.
Sehingga landasan psikologi ini sangat penting untuk dipelajari dan dipahami.
B. Saran

MURJI'AH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aliran Murji’ah merupakan aliran yang lahir dalam agama Islam, airan Murji’ah mempunyai kepercayaan tentang theologi Islam. Murji’ah disebabkannya karena tentang adanya poliik kekuasaan dan ini terjadi pada masa Bani Muawiyah.
Namun, dalam Murji’ah mempunyai dua golongan yang berbeda pendapat. Dan dalam Murji’ah ada beberapa fuqoha yang menganut aliran Murji’ah dan Murji’ah sendiri mempunyai dalil naqli dalam pemahamannya.
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini mempunyai tujuan dalam penulisannya, diantaranya yaitu :
1. Untuk mengetahui lebih dalam golongan Murji’ah
2. Untuk mengetahui sejarah timbulnya Murji’ah
3. Dapat memahami aliran Murji’ah dalam pemahamannya
4. Dapat mengetahui para pendapat fuqoha tentang Murji’ah
C. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, dan kesistematikaan penulisan.
BAB II : Pembahasan
Terdiri dari, definisi murji’ah, sejarah timbulnya Murji’ah, golongan-golongan Murji’ah, para fuqoha yang menganut faham Murji’ah.
BAB III : PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan daftar pustaka.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Murji’ah
Murji’ah diambil dari kata ”arjaa”, ada beberapa pendapat tentang arti ”arjaa” itu sendiri diantaranya :
• Menurut Ibnu Asakir1), dalam uraiannya tentang asal usul kaum Murji’ah mengatakan bahwa arjaa berarti”menunda” .
• Menurut Ahmad Amin2), dalam kitabnya Fajr Al-Islam mengatakan bahwa arjaa juga mengandung arti”membuat sesuatu, menagambil tempat dibelakang, dalam arti memandang sesuatu kurang penting” .
• Menurut Ahmad Amin juga mengatakan bahwa arjaa juga mengandung arti memberi pengharapan. Orang yang berpendapat bahwa orang Islam yang melakukan dosa besar bukanlah kafir tetapi tetap mukmin dan tidak akan kekal dalam neraka, memang memberi pengharapan bagi yang berbuat dosa besar untuk mendapat rahmat Allah.
Arjaa selanjutnya juga mengandung arti memberi pengharapan, orang yang berpendapat bahwa orang Islam yang melakukan dosa besar bukanlah kafir tetapi mukmin dan tidak akan kekal dalam neraka, memang memberi penghargaan bagi yang berbuat dosa besar untuk mendapat rahmat Allah. Oleh karena itu ada juga pendapat yang mengatakan bahwa nama Murji’ah diberikan kepada golongan ini bukan karena mereka menunda penentuan hukum terhadap orang Islam yang berdosa besar kepada Allah dihari perhitungan kelak dan bukan pula karena mereka memandang perbuatan mengambil tempat dari iman. Tetapi karena mereka memberi penghargaan bagi orang yang berdosa besar untuk masuk syurga.


B. Sejarah Timbulnya Aliran Murji’ah
Menurut Harun Nasution, bahwa timbulnya kaum Murji’ah itu sebagai mana halnya dengan kaum Khawarij. Pada mulanya juga ditimbulkan karena persoalan politik, tegasnya persoalan khalifah, yang kemudian membawa perpecahan dikalangan umat Islam setelah terbunuhnya Utsman bin Affan.
Seperti telah dilihat, kaum Khawarij pada mulanya adalah penyokong Ali. Tetapi kemudian berbalik menjadi musuhnya, karena adanya perlawanan ini penyokong-penyokong yang tetap setia padanya bertambah keras dan kuat membela Ali dan golongan yang mendukungnya yaitu Syiah. Sementara kedua golongan ini menentang kekuasaan Bani Umayyah.
Kemudian dalam suasana pertentangan serupa inilah, timbul suatu golongan baru yang ingin bersikap netral tidak mau nurut dalam praktek kafir. Mengkafirkan yang terjadi antara golongan yang bertentangan itu. Menurut golongan Murji’ah sahabat-sahabat yang bertentangan itu merupakan orang-orang yang tidak keluar dari jalan yang benar, oleh karena itu mereka tidak mau berpendapat tentang siapa yang sebenarnya salah. Persoalan ini diperhitungkan dihadapan Tuhan. Dengan kata lain tidak mau turut campur dalam pertentangan-pertentangan yang terjadi ketika itu .
Dari lapangan politik mereka segera berpindah kelapangan theologi. Sebab persoalan dosa besar yang dimbulkan kaum Khawarij merupakan pembahasan bagi mereka. pendapat antara Khawarij dan Murji’ah sangat bertolak belakang. Menurut orang-orang Murji’ah mereka tidak dikatakan kafir sebab mereka mempunyai argumentasi dari lafal shahadah (dua kalimat syahadat) yaitu:
”Lailaha illalah Muhammad Rasulullah”
C. Golongan dalam Murji’ah
Menurut Harun Nasution, pada umumnya kaum Murji’ah itu dapat dibagi dalam dua golongan besar yaitu :


 Golongan Murji’ah yang moderat
Golongan ini berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa besar itu tidak menjadi kafir karenanya, dan tidak kekal dalam neraka. Jadi menurut golongan ini orang Islam yang melakukan dosa besar itu masih tetap mukmin.
 Golongan Murji’ah yang ekstrim
Golongan ini berpendapat bahwa orang yang percaya kepada Tuhan dan kemudian menyatakan kufur kepada Tuhan secara lisan, maka orang tersebut tidak menjadi kafir karenanya. Sebab iman itu tempatnya dalam hati, bukan dalam lidah atau ditempat lain dari tubuh manusia.
Golongan ini betapa berbahayanya ajaran Murji’ah yang ekstrim itu, ajaran seperti itu jelas dapat membawa kepada kerusakan akhlak dan moral. Serta dapat nerugikan masyarakat, sebaliknya ajaran golongan murji’ah yang moderat dapat ditrima oleh kebanyakan umat Islam, sehingga ajarannya dapat diterima oleh Ahlu Sunnah Wal Jama’ah.
Adapun yang termasuk golongan Murji’ah yang ekstrim ini antara lain adalah :
• Golongan Al-Jahmiah : pengikut Jahm ibn Shafwan.
• Golongan Al-Shalihiah : pengikut Abu Hasan Al-Shalih.
• Golongan Yunusiyah : mereka berpendapat bahwa perbuatan maksiat tidak termasuk iman.
• Golongan Al-Ubaidiyah : mereka berpendapat bahwa orang yang sudah meninggal dunia dalam keadaan beriman, maka dosa-dosa dari perbuatan-perbuatan jahat mereka tidak akan merugikan mereka.
D. Kekeliruan Murji’ah Dalam Pemahaman
Adapun kaum Murji’ah telah melakukan kekeliruan di tinjau dari beberapa segi :
a. Mereka menganggap bahwa iman yang diwajibkan Allah terhadap hamba-hamba Nya adalah sama pada diri semua hamba, dan iman yang wajib bagi seseorang adalah sama bagi setiap orang, padahal tidak demikian persoalannya .
b. Termasuk kekeliruan mereka adalah menganggap bahwa iman itu cukup berupa pembenaran hati, tanpa amalan-amalan hati.
c. Mereka menganggap bahwa iman yang ada di dalam hati menjadi sempurna tanpa amalan sedikitpun. Oleh karena itu mereka menjadikan amalan-amalan sebagai buah dan realisasinya.
E. Para Tokoh yang Menganut Murji’ah
Adapun para tokoh Islam yang menganut paham Murji’ah yaitu :
 Hammad bin Abi Sulaiman
 Abi Hanifah bersama Ahlu Sunnah lainnya
Abi Hanifah dan para tokoh ashab lainnya berpendapat bahwa Murji’ah itu adalah orang-orang yang tidak mewajibkan ataupan menjauhi larangan dan menganggap cukup hanya dengan beriman.
Golongan Murji’ah ini sangat mementingkan kewajiban-kewajiban sesama manusia dari pada kewajiban terhdap agama, sekalipun ada dalam Al-Qur’an., Nash terfsebut. Tetapi golongan ini sudah lenyap sebab ditindas dan dimusnahkan oleh Daulah Abbasyiah. Terlebih golongan ini adalah menyokong Daula Ummayah.
Adapun tokoh-tokoh yang menganut Murji’ah kedalam dua golongan yaitu:
 Golomgan Murji’ah moderat yaitu : Al-Hasan ibn Muhammadibn Ali ibn Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli hadits .
 Golongan Murji’ah ekstern yaitu : Al-Jahmiah, pengikut-pengikut Jahmibn Safwan, Al-Salihiyah, pengikut-pengikut Abu Al-Hasan Al-Salihi, Al- Baghdadi dan Al-Khassaniah.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pada perpecahan yang terjadi pada masa Khalifah Muawiyah yang kemudian menyebabkan aliran paham Murji’ah. Dengan paham Murji’ah mereka tidak memberikan tanggapan tentang perdebatan kepemimpinan (Khalifah), Murji’ah bersikap netral tidak berpihak antara keduanya. Dan yang kemudian dari Murji’ah sendiri mempunyai pemahaman bahwa orang yang melakukan dosa besar tidak dikatakan kafir, sebab yang menjadikan kafir jika ia berpaling dari kepercayaan terhadap Tuhan (keimanan). Kemudian dari istilah tersebut melahirkan dua golongan Murji’ah, yaitu : golongan Murji’ah moderat dan Murji’ah ekstern dan dari setiap golongan mempunyai tokoh masing-masing.

















DAFTAR PUSTAKA

 Nata, Abudin. 1995, Ilmu Kalam Filsafat dan Tasawuf. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada.
 Abu Zahrah, Muhammad Imam. 1996, Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam. Jakarta : Logos Publising House.
 Supiana, dan Karman. 2008, Materi Pendidikan Agama Islam. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
 Nasution, Harun. 1968, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisis Perbandingan. PT. Universitas Indonesia.
 Abd Muin, Thahir Taib. 1996, Ilmu Kalam. Jakarta : PT. Widjaya.
 Abd Hakim, Atang. Dan Mubarok Jaih. 2008, Metodologi Studi Islam. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
 Hasbi Muzakar, Kahar. 2000, Ilmu Kalam II. Banjaran : PT. Hebar Copy Center.
 Hadi Al-Mishi, Muhammad Abdul. 1994, Manhaj dan Aqidah Ahlusunnah Waljama’ah. Jakarta : Gema Insani Press.
 Basri, Hasan. Dkk. 2007, Ilmu Kalam Sejarah dan pokok Pikiran Aliran-aliran. Bandung : Azkia.

BIOGRAFI PENDIRI GERAKAN, IMAM SYAHID HASAN AL-BANNA

BIOGRAFI PENDIRI GERAKAN, IMAM SYAHID HASAN AL-BANNA
Imam Syahid Hasan Al-Banna lahir di Distrik Mahmudiah, Mesir, pada tanggal 17 Oktober 1906 M, bertepatan dengan tahun 1323 H. dia dibesarkan oleh keluarga yang terkenal dengan keilmuan dan agamanya. Bapaknya adalah seorang pengajar ilmu-ilmu hadist, dan telah mengarang beberapa buku tentang ilmu hadist.
Dalam lingkungan seperti inilah Imam Syahid Hasan Al-Banna dibesarkan, sehingga dia tampak sangat istimewa dengan kekritisan, kewaraan dan kezuhudannya. Cirri-ciri kecerdasannya sudah muncul sejak kecil. Dia senantiasa melaksanakan salat malam, puasa senin-kamis. Hasan kecil sudah hafal setengah Al-Quran (15 juz) kemudian dia menyempurnakan hafalannya pada saat akil baligg (30 juz). Tanda-tanda kesedihan dan keprihatinan sangat jelas terlihat pada raut mukanya, disebabkan oleh sesuatu yang senantiasa bergejolak dalam hatinya tentang umat Islam dan kondisinya. Maka, terkadang karena rasa kecintaan yang begitu dalam pada agamanya (ghirah), dia terdorong untuk mengubah kemungkaran dengan tangannya sendiri.
Dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah sunah, menjadikan ruh dan jiwa Hasan Al-Banna terpelihara kesucian dan kemurniannya.
Al-Banna aktif dalam berbagai aktifitas Islam semasa dia masih pelajar. Kemudian dia pun mendirikan sebuah organisasi di sekolahnya yang bernama Organisasi Muharabah Al-Munkarat (Organisasi Pemberantas Kemungkaran). Dia sendirilah yang menulis surat peringatan kepada orang-orang terkenal tertentu, dengan memakai nama samaran pada suratnya.
Kemudian setelah tamat dari sekolah Menengah Umum dengan peringkat nilai ke-5 untuk seluruh Mesir, Al-Banna melanjutkan studinya ke Universitas Dar Al-Ulim. Di Dar Al-Ulum dia merupakan mahasiswa yang paling berprestasi , dan pada saat ujian akhir dia telah hafal 17.000 bait syair dan kata-kata Hikmah. Dia menamatkan Universitas Dar Al-Ulim dengan yudisium terbaik pertama tingkat Universitas Dar Al-Ulim.
Setelah menyelesaikan studi Universitas, Al-Banna ditunjuk sebagai pengajar di sebuah sekolah di Provinsi Islamiah. Di Provinsi ini pengaruh Inggris tampak sangat dominan, sehingga gaya kehidupan Ismailiah hamper semuanya bercorak Eropa, layaknya kehidupan yang terdapat di distrik-distrik yang berada di Inggris. Mayoritas masyarakatnya adalah pekerja diperusahaan Terusan Suez yang pada saat ini masih dibawah kekuasaan Inggris.
Hasan Al-Banna berpendapat bahwa Inggris telah memandang hina terhadap masyarakat Mesir, karena dia menyaksikan para pekerja Mesir tampak seperti hamba yang berwajah merah. Sementara itu dia melihat kebebasan dan kerusakan moral telah mewabah di seantero dunia Islam, khususnya saat runtuhnya kekhalifahan Islam oleh Attaturk tahun 1924 M. dia menilai bahwa barat berupaya secara sungguh-sungguh untuk mencabut Islam dari akarnya dan menghilangkan eksistensinya dimuka bumi. Hasan Al-Banna menyaksikan semua itu dengan hati yang sangat sedih. Hatinya pun luluh dalam kegelisahan.
Al-Banna menceritakan masa tersebut dengan ungkapan:” Hanya Allahla yang tahu tentang malam-malam yang kami habiskan untuk mengkaji kondisi dan permasalah umat, tentang apa yang menimpa pada setiap aspek kehidupannya, dan kami berusaha mengidentifikasi penyakit-penyakit itu dan mencari obatnya, serta memikirkan cara mencegahnya, sehingga kami hanyut dalam pengkajian itu pada akhirnya membawa kami pada tangisan.”
Kemudian Hasan Al-Banna menghubuni mereka yang masih terpancar kesalehan diwajahnya, dan dia berjanji beserta lima orang dari mereka untuk membentuk embrio proyek pergerakan perbaikan umat dan kejayaan Islam. Supaya tidak memunculkan nama yang baru, maka mereka hanya menanamkan diri dengan nama “Muslimin”, lalumereka berkata, “Kita adalah ‘Ikhwanul Muslimin’, yang berarti, “para saudara dari kaum Muslimin.”
Al-Banna melalui dakwah pergerakannya di Ismailiah, dan Allah memberkati amal pergerakannya dan membuahkan hasil dari tangannya. Pada kenyataannya dia telah berhasil menjadikan masyarakat kelas miskin menjadi teladan yang gemilang bagi generasi yang mengetahui dirinya dan nilai agamanya. Mereka itulah generasi pertama dari organisasi pergerakan ini. Syaikh Muhammad Faraghalli, untuk menyebut salah satu contoh, adalah diantara orang dari generasi pertama yang berdiri tegar didepan seorang panglima angkatan perang Inggris yang memaksanya untuk ke;uar dari Ismailiah. Faraghalli bersikeras untuk menetap disana seraya berkata dengan lantang, “Hanya satu orang yang bias mengeluarkan saya dari Ismailiyah ini, yaitu Al-Banna.”
Pemrintah raja faruq pada awalnya menganggap remeh, dan belum memperhatikan sama sekali eksistensi kelompok Ikhwanul Muslimin. Bahkan sering mereka mengatakan ungkapan yang bernada ejekan, “apalah yang mungkin bias dilakukan oleh seorang pengaja anak-anak?” kemudian Al-Banna pindah ke Kairo, setelah aktivitas organisasinya bertambah banyak dan berhasil menjadikan provinsi Ismailiah sebagai sebuah bibit kecil yang akan berperan aktif demi kejayaan Islam.
Kemudian Al-Banna mendirikan kantor puasat (Darul Ikhwan) di kota Kairo. Dia mengabdikan segenap potensi, usaha, semangat dan hidupnya untuk memperkenalkan dakwah Islam. Dia mengelilingi perkampungan dan menjelajahi kota-kota membuka cabang-cabang pada setiap tempat yang dia kunjungi. Hanya dalam benerapa tahun saja, suara dan misi Ikhwanul Muslimin sudah memenuhi angkasa dan setiap plosok Mesir. Lalu bergabunglah sejumlah kalangan tertentu dari masyarakat Mesir kedalam organisasi, dan bergabung pula banyak kelompok Islam lainnya. Mulailah pemerintah Mesir merasa ketakutan terhadap perkembangan organisasi dakwah Ikhwanul Muslimin. Kemudian pemerintah menaruh radar dan mata-mata untuk mengintai gerakan Ikhwan. Al-Banna sendiri di ikuti oleh belasan intel yang bertugas mengitai gerakan nya kemanapun dia pergi.
Pada tahun 1947 Al-Banna mengutus regu-rgu tentara sukarelanya ke Palestina dalam perang melawan Israel. Bumi Palestina dengan lembah-lembah dan gunung-gunungnya menyaksikan pigur-pigur Ikhwan yang menakjubkan, yang belum pernah dia saksikan sebelumnya. Merekalah manusia-manusia yang lebih mencintai mati dari pada hidup dalam kehinaan. Mereka telah memberikan pelajaran pahit pada kaum yahudi dan menjadikan para musuh Islam itu meradang.
Melihat penomena-penomena tersebut, pemerintah Faruq dan Inggris mulai melirik dan memikirkan masalah yang besar ini, apalagi setelah ketahuan bahwa senjata yang diberikan oleh raja Faruq untuk angkatan bersenjata Mesir adalah senjata rongsokan perang Palestina tersebut. Disamping itu, faruq juga tampaknya mulai di tinggalkan dan dikhianati oleh para sekutu Arabnya, sehingga merasa sangat takut dengan kembalinya para mujahidin Ikhwanul Muslimin dari Palestina.
Oleh karena itu, pemerintah kemudian melakukan penawanan terhadap para aktifis Ikhwanul Muslimin, sehingga penjara di penuhi para Ikhwan. Akan tetapi, Al-Banna dibiarkan diluar penjara itu pun dengan maksud agar memudahkan usaha pembunuhan terhadap dirinya. Maka, Mahmud Abdul Majid mengutus lima orang dari setap intelijennya untuk membunuh Al-Banna lalu mereka pun menembakkan peluru kearah Al-Banna disebuah alun-alun terbesar di Kairo, di depan kantor pusat pemuda Ikhwanul Muslimin (Dar Asy-Syubban Al-Muslimin) pada tanggal 12 Februari 1949 M/1368 H. Al-Banna terluka parah, kemudian dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan, tetapi pihak pemerintah mengeluarkan perintah yang sangat keras agar pihak rumah sakit membiarkan Al-Banna mengucurkan darah sampai mati.
Akhirnya Al-Banna menyerahkan ruhnya untuk kemabli keharibaan Sang Penciptanya dalam keadaan suci, Insya Allah, setelah menunaikan amanah-Nya dan tetap dalam keadaan teguh mengankat bendera agama-Nya sampai nafas terakhir. Kemudian dating empat orang ke jenazah Al-Banna bersama ayah kandung Al-Banna yang sudah tertatih-tatih karena usianya yang sangat tua. Sementara itu listrik sengaja di putus di distrik tersebut. Keempat perempuan tersebut membawa jenazah Al-Banna dalam suasana yang sangat menyeramkan, karena berada di dalam pocong barisan Tank. Lalu di kuburlah jenazah Al-Banna. Kuburannya di jaga ketat oleh aparat pemerintah karena ditakutkan para anggota Ikhwan akan mengeluarkan jenazahnya untuk kemudian memprotes danmenuntut pemerintah serta menjadikan jenazah itu sebagai barang bukti.
Dengan demikian raja Faruq merasa tenang karena Al-Banna telah tiada, padahal anak-anak Al-Banna yang ditinggalkan tidak mampu mencukupi kebutuhan pangan bulanan mereka, dan juga tidak mampu membayar sewa rumah mereka.
Namun faruq tampaknya masih mempunyai masalah lain, yaitu regu-regu Mujahidin Ikhwan yang masih berada di Palestina. Maka, raja Faruq pun kemudian memerintahkan kepada pasukan tank dan angkatan bersenjata Mesir di Plestina untuk menawan para Ikhwan tersebut. Akhirnya pasukan tank dan angkatan bersenjata itu mengepung perkemahan mujahidin Ikhwan, dan mereka dipaksa untuk memilih diantara dua pilihan, yaitu ditembak dengan meriam atau menyerah. Akhirnya para aktivis Ikhwan memilih menyerah, sehingga mereka dibawa ketempat-tempat penawanan dan di lemparkan kebalik terali besi.
Sebenarnya seorang dianggap besar tidak berdasarkan pada ukuran khusus. Kadang-kadang orang dianggap besar karena ia adalah orang berilmu, penakluk, penemu suatu karya, Pembina rihani, atau seorang pemimpin politik. Tetapi orang besar yang paling pantas abadi adalah orang yang berjuang membangun umat dan mampu mgubah perjalanan sejarah. Dalam hal ini, Hasan Al-Banna adalah salah seorang tokoh yang abadi, bahkan dialah tokoh besar abadi yang tekemuka dalam sejarah Islam abad ke-20. bukan dia karena seorang ulama atau orator ulung atau politikus piawi, karena pada zamannya banyak juga orang-orang yang lebih berilmu dari dirinya atau lebih hebat retorika dan kepintarannya. Tetapi Al-Bannna adalah orang yang membangun sebuah pergerakan organisasi dakwah, membentuk generasi dan telah mengguncang sejarah modern Mesir pada khususnya, dan belahan dunia Timur dan Negara-negara Arab pada umumnya, dengan sebuah guncangan yang dahsyat, sehingga peristiwa-peristiwa sejarah sekarang masih terpengaruh oleh arusnya. Hal ini dapat diyakini kebenarannya cukup dengan hanya melihat kenyataan bahwa para sejarawan dimana pun tidak akan mampu menulis sejarah modern Mesir, permasalahan Palestina atau permasalahn-permasalahan Arab, bahkan permasalahan dunia Islam umumnya tanpa memberikan tempat bagi Al-Banna, betapapun banyak terjadi perelisihan pendapat dikalangan sejarawan tersebut tetapi mereka tidak akan pernah berselisih bahwa Al-Banna termasuk tokoh besar utama yang mempengaruhi peristiwa-peristiwa yang masih bergulir dari setengah abad yang lalu sampai sekarang.
Jika pada zaman sekarang terdapat bagiab orang yang mengecilkan peran sang pemburu agung ini, hal itu tidak aneh, karena pada masa hidup Al-Banna telah ada juga kelompok orang yang mengecilakan perannya. Memang demikianlah pada umumnya nasib yang dialami oleh tokoh besar, di setiap waktu dan tempat.
Hal tersebut tidak menjadi persoalan yang besar bagi Al-Banna, baik dia dikecilkan oleh masyarakat awam atau kaum elite maupun diingkari jasa-jasanya, karena para tokoh besar dalam sejarah Islam di masa lalu atau sekarang tidaklah berbuat semata-mata untuk dikenal dan dipuji manusia atas segala jasa dan amalnya. Sesungguhnya Islam telah membentuk mereka menjadi tokoh besar yang tidak pernah dikenal oleh sejarah umat non-Islam, karena Islam mendidik mereka dalam kehidupan ruhaniah yang cemerlang, keimanan kokoh yang tidak diperlihatkan aibnya, kesadaran yang menakjubkan terhadap lehidupan dan rahasia-rahasia alam, ketulusan yang abadi dalam pemikiran mereka, dan pengorbanan tulus dalam pelaksanaannya, serta rasa cinta kemanusiaan yang fantastis kepada setiap manusia dari aliran apapun.
Para tokoh Islam tersebut, tidak akan melaksanakan hal demikian kecuali hanya karena Allah SWT. Mereka tudak mengharapkan kecuali pahala dari-Nya, tidak merasa takut kecuali pada perhitungan hisab dihadapan-Nya, tidak mengharapkan kedekatan kecuali disisi-Nya, tidak mendambakan ketentraman dan kemuliaan kecuali dalam ridho-Nya. Berdasarkan akidah dan pemikiran mulia tersebut, maka tidak akan ada sama sekali pada jiwa mereka tempat nafsu keinginan untuk dipuja-puji atau keinginan untuk diagungkan, atau keinginan untuk mendapatkan kasih sayang dari orang-orang yang bercokol di dalam hati mereka sifat tamak dan hawa nafsu, sehingga akan membawa mereka kejurang kedengkian, kelalaian dan penderitaan.
Mustahil bagi para tokoh besar Islam untuk beramal dalam hidup ini bila didorong oleh keinginan-keinginan duniawi dan nafsu, karena mereka adalah cahaya yang di pancarkan oleh langit untuk menyibak kegelapan dari penduduk dunia yang pantas untuk hidup abadi dengan bahagia. Mereka akan tetap berada di langit selama-lamanya serta tidak akan pernah bercampur dengan noda-noda lumpur di muka bumi. Perumpamaan mereka persis seperti pancaran cahaya matahari yang mampu menembus ke puncak istana yang paling tinggi ataupun ke tempat yang paling rendah.
Seluruh kekuatan jahat di bumi menentang proyek perbaikan Hasan Al-Banna, mulai dari penjajahan, kerajaan dan pasya, partai-partai politik, Al-Azhar, kerusakan sosial, dekadensi moral, sampai kepada kebodohan masyarakat awam akan kepentingan mereka sendiri. Semua kekuatan itu menentangnya dengan menghadang jalan perbaikan dan seruan dakwahnya. Namun dia tetap tegar seperti gunung raksasa yang tidak goyah oleh angin, dia tidak mempedulikan berbagai macam halangan, pantang mundur diterpa badai, sekalipun terkadang dia mesti merunduk ditengah badai, tetapi kemudian dia kembali berjalan melakukan misinya, dan pantang berbalik mundur meskipun menghadapi tantangan dan ancaman. Imannya tidak akan pernah lemah terhadap kesuksesan, atau sekalipun dunia sudah gelap gulita disekelilingnya, dan tidak akan roboh di medan perjuangan, bahkan jika kekuatan penentangnya bertambah banyak.
Meskipun terdapat berbagai cobaan tersebut, dada Al-Banna tetap lapang terhadap musuh-musuhnya, sebagaimana kelapangan dadanya terhadap para sahabatnya. Dia tidak pernah membenci musuh-musuhnya dengan kebencian yang disebabkan oleh dengki, karena hati seorang yang besar tidak mempunyai tempat untuk bercokolnya kebencian seperti itu. Ada memang hal yang dibenci Al-Banna dari musuh-musuhnya, yaitu kebatilan, kebohongan, dan kelihaian makar mereka untuk berbuat kejahatan yang membahayakan kepentingan-kepentingan bangsa. Dia juga membenci beberapa hal dari pengikut-pengikutnya, seperti sifat keras kepala, tidak bijaksana, pelanggaran terhadap kebenaran, dan perusakan nama baik organisasi dakwah pergerakan ini-Ikhwanul Muslimin-dengan perilaku dan akhlak mereka yang tidak baik. Namun demikian, dia tetap berkata seperti perkataan Rasulullah SAW.. ketika terluka dalam perang Uhud, “Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, karena sesungguhnya mereka belum mengerti”.
Al-Banna tetap menasehati dan mengasihi musuh-musuhnya, tetapi mereka masih saja melakukan tipu daya dan makar, sehingga mereka tega membunuhnya dalam kegelapan seorang diri tanpa teman di sebuah tempat yang sepi, tanpa kekuatan, wibawa dan pengikut. Mereka membunuhnya ketika mereka dalam keadaan kuat, sementara Hasan Al-Banna dalam keadaan yang lemah tiada daya. Mereka adalah pemerintah Al-Banna buronan. Mereka bersenjata, tetapi dia bertangan kosong. Memang mereka telah membunuhnya, namun para pembunuh itu sebenarnya tetap merasakan penderitaan sedangkan Al-Banna dalam keadaan bahagia dalam kesyahidan. Pada akhirnya mereka tidak mendapat tempat di hati masyarakat, sedangkan dia bergelimang dalam rahmat Allah. Mereka-para pembunuh itu-sekarang ini bercerai-berai di tempat-tempat yang sepi di alam barzah, karena dosa pembunuhan ini, sementara Al-Banna kini berada dalam pelukan kekekalan rahmat Allah SWT. Sebagai syahid.

Pendidikan

PENDIDIKAN
(pengertian pertama) Pendidikan merupakan upaya nyata untuk memfasilitasi individu lain, dalam mencapai kemandirian serta kematangan mentalnya sehingga dapat survive di dalam kompetisi kehidupannya.
(pengertian kedua)Pendidikan adalah pengaruh bimbingan dan arahan dari orang dewasa kepada orang lain, untuk menuju kearah kedewasaan, kemandirian serta kematangan mentalnya.
(pengertian ketiga)Pendidikan merupakan aktivitas untuk melayani orang lain dalam mengeksplorasi segenap potensi dirinya, sehingga terjadi proses perkembangan kemanusiaannya agar mampu berkompetisi di dalam lingkup kehidupannya (Insan Cerdas dan Kompetitif).

MATERI DISKUSI PERTAMA :Anda lebih setuju Pengertian Pendidikan yang mana? Berikan alasannya.
Atau Anda memiliki pendapat sendiri tentang pengertian pendidikan itu, silahkan menuliskannya di forum ini.

PENGAJARAN
Aktivitas nyata mengajarkan (transfer knowledge) pengetahuan, teknologi dan ketrampilan serta meningkat kecerdasan dan pengendalian emosinya sehingga seseorang mampu survive di dalam kehidupannya.