Jumat, 28 Agustus 2009

UAS TAFSIR

1. Apa maksud derevisi tentang ilmu?
عََلَمَ-عَالِمٌ-مَعْلُوْمٌ
2. Maksud hikmah dalam ayat ini apa? Bagaimana ulama mengartikan kata hikmah dalam ayat tersebut?
            
3. Hadits yang bersangkutan dengan ilmu, cari selain dari makalah minimal 5 hadits!

Jawab:
1. Maksud derevisi tentang ilmu
Kata pengetahuan berasal dari bahasa Yunani yaitu science. Ilmu pengetahuan dan pengetahuan sangat erat hubungannya, jika didefinisikan, ilmu pengetahuan adalah fakta-fakta pengalaman manusia yang disusun secara seksama dan sistematis sehingga ia merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan. Fakta-fakta tersebut diperoleh melalui proses pengkajian yang mendalam, seperti pengamatan, penggolongan, penguraian, dan penyimpulan. Sedangkan pengetahuan adalah apa saja yang diketahui manusia mulai dari urusan yang sekecil-kecilnya sampai dengan yang sebesar-besarnya. Pengetahuan tersebut sifatnya masih parsial, belum disusun secara sistematik dan berjalan sendiri-sendiri sehingga belum memperhatikan satu kesatuan dan belum terumuskan dalam satu teori. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah disusun secara sistematik dan memiliki sifat-sifat (Drs. Abuddin Nata, MA, 1998:94).
(علم) Ulum, jamak dari ilmu yaitu paham dan pemikiran. Kemudian dinukil dengan pengertian beberapa masalah ilmuan yang berbeda-beda (Mana’ul Qathan,1998:6).
Kata معلوم adalah objek yang diketahui dan berada di dalam diri seorang alim.
عالمٌ orang yang mengetahui artinya orang yang memiliki pengetahuan dan mengetahui bahwa apa yang telah diketahuinya adalah sedikit jika dibandingkan dengan hal yang tidak diketahuinya merasa dirinya bodoh, sehingga bertambah semangat kesungguhan mencari ilmu untuk bertambah pengetahuannya.
2. Hikmah di dalam Tafsir Al-Azhar
Dia menganugerahkan hikmah kepada barang siapa yang dia kehendaki (al-Baqarah: 269)
Kata hikmah lebih luas daripada ilmu, bahkan ujung daripada ailmu adalah pemohon daripada hikmah. Hikmah juga boleh diartikan mengetahui yang tersirat dibelakang yang tersirat. Menilik yang ghaib dari melihat y g nyata, mengetahui akan kepastian ujung karena telah melihat pangkal. Ahli hikmat melihat “tewang di langit tanda panas, gebak di hulu tanda hujan”. Perasaan ahli hikmat adalah halus, karena melihat alam maka ahli hikmat mengenal tuhan.
Sebab itu dalam bahasa kita, hikmat disebut bijaksana dan ahli hikmat disebut al-hakim adalah satu di antara asma Allah. Maka kekayaan yang paling tinggi yang diberikan Allah kepada hambanya ialah kekayaan hikmat itu.
Menurut Syaikh Muhammad Abduh
Secara luas menafsirkan tentang hikmat. Bahwa hikmat itu adalah ilmu yang sah, yang dapat dipertanggungjawabkan, yang telah sangat mendalam pengaruhnya di dalam diri suatu amal perbuatan benar-benar timbul daripada ilmu yang shahih, maka amal itu akan menjadi amal yang shahih, yang memberikan faedah dan membawa orang kepada bahagia.
Allah memberikan hikmat kepada barang siapa saja yang dikehendaki-Nya artinya ialah diberi alat yang sempurna sebagai manusia.
Ibnu Abbas mengatakan
الحكمة هو الفقه فى القرآن
“Hikmah itu ialah kesanggupan memahamkan al-Qur'an”
Artinya, bila seseorang sudah dapat memahamkan (memfiqihkan) dari dalam al-Qur'an mana yang hudan (petunjuk) dan mana yang hukum, mana yang disuruh (wajib) dan apa sebab wajibnya dan mana yang dicegah (haram) dan apa sebab dicegah, lalu dapat membandingkan atau mengqiyaskan yang furu’ (cabang) kepada yang ashal (pokok). Itulah dia orang yang diberi Ibnu Abbas itu patutlah disebut al-hakim juga (Tafsir al-Azhar, Prof. Dr. Hamka).
Menurut Ahmad Mustafa al-Maraghi
Hikmah adalah ilmu yang bermanfaat yang membekas dalam diri sehingga ilmu tersebut menggiringkan kehendak gurunya untuk mengamalkan apa yang terhadap anjurkan, yang akan membawa kebahagiaan dunia akhirat.
3. Lima hadits yang berkaitan dengan ilmu
عن ابى هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: وَمَنْ سَأَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا اِلىَ الْجَنَّةِ
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: “Dan barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga” (Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya).
وعن زربن حبيش قال: أتيت صفوان بز عشال المرادى رضي الله عنه قال: مَاجَاءَ بِكَ؟ قُلْتُ: اَنْبُطُ الْعِلْمَ. قَالَ: فَإِنّىِ سَمِعْتُ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَا مِنْ خَارِجٍ مِنْ بَيْتِهِ فِى طَلَبِ الْعِلْمِ اِلاَّ وَضَعَتْ لَهُ الْمَلاَئِكَةُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا بِمَا يَصْنَعُ (رواه الترمذى وصححه وابن ماجه واللفظ له وابن حبان فى صحيحه والحاكم وقال صحيح الإ سناد)
Dari Zirr bin Hubaisy, ia berkata: Aku datang kepada Shafwan bin Asyal al-Muradi r.a. ia berkata: “apa yang membuatmu datang?” Aku jawab: “aku menuntut ilmu”. Ia berkata: “sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah seseorang keluar dari rumahnya dalam rangka menuntut ilmu kecuali para malaikat meletakkan sayap-sayapnya kepadanya karena ridha dengan apa yang ia perbuat” (Diriwayatkan oleh Turmudzi dan dishahihkannya, Ibnu Majah dan lafadz ini baginya, Ibnu Hibban di dalam shahihnya, dan al-Hakim dan ia berkata, sahih sanadnya).
وعن حذ خذيفة بن اليمان رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: فَضْلُ الْعَلِمِ خَيْرٌ مِنْ فَضْلِ الْعِبَادَةِ، وَخَيْرُ دِيْنُكُمْ اَلْوَرَعُ (رواه الطبرانى فى اوسط الوبزاربإ سناد حسن)
Dari Hdzaifah bin al-Yaman r.a. ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: “Keutamaan ilmu lebih baik dari keutamaan ibadah, dan sebaik-baiknya agama kalian adalah kewara’an (Diriwayatkan oleh Thabrani di dalam al-Ausath, dan al-Bazzar dengan sanad hasan).
وعن ابى الدرداء رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: مَنْ سَأَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا اِلىَ الْجَنَّةِ. وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةِ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا يَصْنَعُ، وَإِنَّ الْعَالِمِ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى اْلأَرْضِ حَتَّى الْحِيْتَانُ فِى الْمَاءِ، وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى اْلعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ إِنَّ اْلأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ. فَمَنْ اَخَذَهُ بِحَظٍّ وَافِرٍ (رواه ابو داود والترمذى وابن مجاه وابن حبان فى صحيحه والبيهقى)
Dari Abu Daud r.a. ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa menempuh satu jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga, dan sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya kepada penuntut ilmu karena ridha terhadap apa yang ia perbuat, dan sesungguhnya orang berilmu dan dimintakan ampun oleh orang yang di langit dan orang yang di bumi sampai ikan-ikan di air, dan keutamaan orang berilmu atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas semua planet, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi, sesungguhnya para nabi tidak merwariskan dinar ataupun dirham tetapi mewariskan ilmu, siapa yang mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang memadai” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Turmudzi, Ibnu Majah, Ibnu Hiban di dalam shahihnya dan al-Baihaqi)
وعن ابى هريرة رضي الله عنه قال: سَمِعْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم: اَلدُّنْيَا مَلْعُوْنَةٌ مَلْعُوْنٌ مَا فِيْهَا، اِلاَّ ذِكْرِ اللهِ، وَمَا وَلاَهُ، وَعَالِمًا وَمُتَعَلِّمًا (رواه الترمذى وابن واجه والبيهقى وقال الترمذى صحيحه)
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Dunia itu terlaknat, terlaknat apa yang ada padanya, kecuali mengingat Allah dan apa yang mendukungnya dan orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu (Diriwayatkan oleh Turmudzi, Ibnu Majah dan al-Baihaqi, Turmudzi berkata: hadits hasan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar