Jumat, 28 Agustus 2009

LANDASAN KEPENDIDIKAN

BAB II
PEMBAHASAN

LANDASAN PSIKOLOGI
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar.
A. Psikologi Perkembangan
Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah : (Nana Syaodih,1988)
1. Pendekatan pentahapan. Perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu.
2. Pendekatan diferensial. Pendekatan ini memandang individu-individu itu memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
3. Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat karakterisrik setiap individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual.
Dari ketiga pendekatan ini, yang paling banyak dilaksanakan adalah pendekatan pentahapan. Menurut Crijns (tt.) periode atau tahap perkembangan manusia secara umum adalah sebagai berikut :
1. Umur 0-2 tahun disebut masa bayi.
2. Umur 2-4 tahun disebut masa kanak-kanak.
3. Umur 5-8 tahun disebut masa dongeng.
4. Umur 9-13 tahun disebut masa Robinson Crusoe (nama seorang petualang).
5. Umur 13 tahun disebut masa pubertas pendahuluan.
6. Umur 14-18 tahun disebut masa puber.
7. Umur 19-21 tahun disebut masa adolesen.
8. Umur 21 tahun ke atas disebut masa dewasa.

Menurut Rouseau psikologi perkembangan terbagi atas empat tahap, yaitu :
1. Masa bayi dari 0-2 tahun sebagian besar merupakan perkembangan fisik.
2. Masa anak dari 2-12 tahun yang dinyatakan perkembangannya baru seperti hidup manusia primitif.
3. Masa pubertas dari 12-15 tahun, ditandai dengan perkembangan pikiran dan kemauan untuk berpetualang.
4. Masa adolesen dari 15-25 tahun, pertumbuhan seksual menonjol, sosial, kata hati, dan moral.
Stanley Hall penganut teori Evolusi dan teori Rekapitulasi membagi masa perkembangan anak sebagai berikut :
1. Masa kanak-kanak ialah umur 0-4 tahun sebagai masa kehidupan binatang.
2. Masa anak ialah umur 4-8 tahun merupakan manusia sebagai pemburu.
3. Masa muda ialah umur 8-12 tahun sebagai manusia belum berbudaya.
4. Masa adolesen ialah umur 12-dewasa merupakan manusia berbudaya.
Havinghurst menyusun fase-fase perkembangan sebagai berikut : (Mulyani, 1988).
1. Tugas perkembangan masa kanak-kanak :
Belajar berkata, makan makanan padat, berjalan, menegndalikan gerakan badan, mempelajari peran jenis kelaminnya sendiri, stabilitas fisiologi, dan lain-lain.
2. Tugas perkembangan masa anak :
Belajar keterampilan fisik untuk keperluan bermain, membentuk sikap diri sendiri, belajar bergaul secara rukun, mempelajari peran jenis kelamin sendiri, belajar keterampilan membaca, menilis dan berhitung, dan lain-lain.
3. Tugas perkembangan masa remaja :
Membuat hubungan-hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya dan kedua jenis kelamin, memperoleh peran sosial yang cocok dengan jenis kelaminnya, menggunakan badan secara efektif, dan lain-lain.
4. Tugas perkembangan masa dewasa awal :
Memilih pasangan hidup, belajar hidup rukun bersuami istri, memulai kehidupan mempunyai anak, belajar membimbing dan merawat anak, menegndalikan rumah tangga, dan lain-lain.
5. Tugas perkembangan masa setengah baya :
Bertanggung jawab sosial dan menjadi warga Negara yang baik, membangun dan mempertahankan standar ekonomi, membina anak remaja agar menjadi orang dewasa dan bertanggung jawab serta bahagia, dan lain-lain.
6. Tugas perkembangan orang tua :
Menyesuaikan diri dengan semakin menurunnyakekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri terhadap menurunnya pendapatan atau karena pensiun, menyesuaikan diri sebagai duda atau janda, dan lain-lain.
Tugas-tugas perkembangan itu tampaknya disiapkan untuk pendidikan seumur hidup Adapun pendekatan psikologi perkembangan secara khusus, Menurut Jean Pigeot ada empat perkembangan kognisi, (Mulyani 1988, Nana Syaodih 1988 dan Callahan, 1983).
1. Periode sensorimotor pada umur 0-2 tahun
Kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak refleks. Reaksi intelektual hamper seluruhnya karena rangsangan langsung dari alat indra. Punya kebiasaan memukul-mukul dan bermain-main dengan permainannya. Mulai dapat menyebutkan nama-nama objek tertentu.
2. Periode praoperasional pada umur 2-7 tahun
Perkembangan bahasa anak ini sangat pesat. Peranan intuisi dalam memutuskan sesuatu masih besar, menyimpulkan hanya berdasarkan sebagian kecil yang diketahui. Analisis rasional belum berjalan.
3. Periode operasi konkret pada umur 7-11 tahun
Mereka sudah berpikir logis, sistematis dan memecahkan masalah yang bersifat konkrit. Mereka sudah mampu mengerjakan penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
4. Periode operasi formal pada umur 11-15 tahun
Anak-anak ini sudah dapat berpikir logis terhadap masalah baik yang konkrit maupun yang abstrak. Dapat membentuk ide-ide dan masa depannya secara realistis.
B. Psikologi Belajar
Belajar adalah perubahan perilaku yang relative permanen sebagai hasil pengalaman dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengomunikasikannya kepada oarng lain.
Ada sejumlah prinsip belajar menurut Gagne (1979) sebagai berikut :
• Kontiguitas.
• Pengulangan.
• Penguatan.
• Motifasi positif dan percaya diri dalam belajar.
• Tersedia materi pelajaran yang lengkap.
• Ada upaya membangkitkan keterampilan intelektual.
• Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam belajar.
• Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam pengajaran.
Teori belajar yang dibuat secara sistematik adalah sebagai berikut : (Callahan, 1983, Nana Syaodih, 1988 dan Toeti Soekamto, 1994).
a. Teori belajar klasik :
 Disiplin mental Theistik.
 Disiplin mental Humanistik.
 Naturalis atau Aktualisasi Diri.
 Apersepsi.
b. Teori belajar modern :
 R-S Bond atau Asosiasi.
 Pengkondisian Instrumental.
 Pengkondisian Operan.
 Penguatan.
 Kognisi.
 Belajar bermakna.
 Insight atau Gestalt.
 Lapangan.
 Tanda (sign).
 Fenomenologi.
Teori belajar klasik masih tetap dapat dimanfaatkan, antara lain untuk menghafal perkalian dan melatih soal-soal (Disiplin mental). Teori naturalis bias dipakai dalam pendidikan luar sekolah terutama pendidikan seumur hidup.
Teori belajar behaviorisme bermanfaat dalam mengembangkan perilaku-perilaku nyata, seperti rajin, mendapat skor tinggi, tidak berkelahi, dan sebagainya.
Teori-teori belajar kognisi berguna dalam mempelajari materi-materi yang rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah, dan untuk mengembangkan ide.
C. Psikologi Sosial
Psikilogi sosial adalah psikologi yang mempelajari psikologi seseorang di masyarakat, yang mengombinasikan cirri-ciri psikologi dengan ilmu sosial untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antarindividu (Hollander, 1981).
Berkembangnya kasih sayang ini disebabkan oleh dua hal yaitu, (Freedman, 1981). :
1. Karena pembawaan atau genetika.
2. Karena belajar.
Pembentukan kesan pertama terhadap orang lain memiliki tiga kunci utama, yaitu :
1. Kepribadian orang itu.
2. Perilaku orang itu.
3. Latar belakang situasi.
Dalam dunia pemdidikan, hal ini perlu diperhatikan. Para pendidik harus mampu membangkitkan kesan petama yang positif untuk hari-hari berikutnya. Sikap dan perilaku pendidik seperti ini sangat penting artinya bagi kemauan dan semangat belajar anak-anak.
 Pembahasan persepsi diri sendiri (Freedman, 1981). Orang-orang dalam mencapai persepsi tentang dirinya sendiri adalah sama caranya dalam menemukan atau melihat persepsi orang lain.
 Pesepsi diri sendiri berkaitan dengan sikap dan perasaan, sikap adalah keadaan internal individu yang mempengaruhi tindakannya terhadap objek, orang, atau kejadian (Gagne, 1979). Sikap dapat ditimbulkan, disamping sering muncul secara alami, yaitu (1) dengan metode langsung seperti pengkondisian dan penguatan. (2) dengan metodee tidak langsung seperti dengan melihat dan mempelajari sikap tokoh tertentu. Metode kedua ini sangat penting dilaksanakan oleh pendidik, sangat mudah dan etika pendidik mewajibkan hal itu, yaitu dengan membuat diri pendidik itu sendiri menjadi tokoh yang patut ditiru.
 Sementara itu secara tradisi perasaan itu bersumber dari kondisi fisik, mental, dan sebab-sebab dari luar diri manusia.
 Sikap dan perasaan keduanya banyak bertalian dengan lingkungan, mempengaruhi konsep diri seseorang. Sikap dan perasaan hormat terhadap guru akan menimbulkan konsep diri menyerupai penampilan guru.
 Motivasi juga merupakan salah satu aspek psikologi sosial, sebab tanpa motivasi tertentu seseorang sulit untuk berpartisipasi di masyarakat.
 Faktor-faktor yang menentukan motivasi adalah :
1. Minat dan kebutuhan individu.
2. Persepsi kesulitan akan tugas-tugas.
3. Harapan sukses.
 Keintiman hubungan. Dalam batasan-batasan tertentu proses pendidikan membutuhkan suatu keintiman persahabatan. Misalnya, dalam proses belajar bersama. Dalam keluarga juga perlu ada hubungan yang intim antara orang tua dengan anak-anak antara anak-anak itu sendiri agar proses pendidikan bias berjalan dengan baik. Prilaku yang bertentangan dengan hubungan intim adalah perilaku agresif. Yang dimaksud denagn perilaku agresif adalah perilaku yang menyakiti orang lain atau yang dapat menyakiti orang lain.
 Altruisme atau kasih saying. Perilaku ini berbntuk memberi pertolongan kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.
 Kesepakatan atau kepatuhan adalah juga merupakan faktor penting dalam proses pendidikan. Tanpa ada kesepakatan cukup sulit untuk merencanakan dan melaksanakan sesuatu, lebih-lebih dalam kerja kelompok.
 Kepemimpinan, pemimpin yang disahkan lebih banyak pengaruh dan kekuasaannya. Disamping itu juga kepribadian merupakan faktor penentu dalam menduduki jabatan pemimpin, seperti kemampuan berbicara, kedudukan sosial, dan tidak banyak menyimpang dari cita-cita kelompok.

D. Kesiapan Belajar dan Aspek-aspek Individu
Kesiapan belajar secara umum adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang ia temukan. Kesiapan kognisi bertalian dengan pengetahuan, pikiran, dan kualitas berpikir seseorang dalam menghadapi situasi belajar yang baru. Kesiapan afeksi belajar dikelas bergantung kepada kekuatan motif atau kebutuhan berprestasi.
Perlengkap peserta didik atau warga belajar sebagai subjek dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi lima kelompok, yaitu :
1. Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir.
2. Kemampuan umum atau IQ ialah kecerdasan yang bersifat umum.
3. Kemampuan khusus atau bakat, ialah kemampuan tertentu yang dibawa sejak lahir.
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum, seperti sikap, besarnya motivasi, dan lain-lainnya.
5. Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutama lingkungan keluarga.
Aspek-aspek ini dikembangkan sendiri oleh para ahli. Dalam kaitannya dengan tugas pendidikan terhadap membina peserta didik. Dengan demikian fungsi jiwa dan tubuh atau aspek-aspek individu yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut :
1. Rohani :
a. Umum :
• Agamis
• Perasaan
• Kemauan
• Pikiran
b. Sosial :
• Kemasyarakatan
• Cinta tanah air.
2. Jasmani :
• Keterampilan
• Kesehatan
• Keindahan tubuh.





E. Implikasi Konsep Pendidikan
Implikasinya kepada konsep pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Psikologi perkembangan yang bersifat umum, yang berorientasi pada afeksi, dan pada kognisi.
2. Psikologi belajar
a. Klasik
• Disiplin mental yang bermanfaat untuk menghafal perkalian dan melatih soal-soal.
• Naturalis/aktualisasi diri bermanfaat untuk pendidikan seumur hidup.
b. Behavioris bermanfaat atau cocok untuk membentuk perilaku nyata.
c. Kognisi cocok untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang lebih rumit yang membutuhkan pemahaman.
3. Psikologi sosial
a. Persepsi diri atau konsep tentang diri sendiri.
b. Pembentukan sikap bias secara alami, dikondisi, dan meniru sikap tokoh.
c. Sama halnya dengan sikap, motivasi anak-anak juga perlu dikembangkan.
d. Hubungan yang intim diperlukan dalam proses konseling.
e. Pendidik perlu membendung perilaku agresif anti sosial, tetapi mengembangkan agresif prososial dan sanksi.
f. Pendidik juga perlu mengembangkan kemampuan memimpin dikalangan anak-anak.
4. Kesiapan belajar yang bersifat afektif dan kognitif perlu diperhatikan oleh pendidik.
5. Kesembilan aspek individu harus diberi perhatian yang sam oleh pendidik dan dilayani secara berimbang.
6. Wujud perkembangan total atau berkembang seutuhnya.







DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Psikologi Perkembangan
B. Pikologi Belajar
C. Psikologi Sosial
D. Kesiapan Belajar dan Aspek-aspek Individu
E. Implikasi Konsep Pendidikan
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA




























BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar. Karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manuia, yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri.
Didalamnya secara berturut-turut akan membahas psikologi perkembangan, psikologi belajar, pikologi sosial, kesiapan belajar dan aspek-aspek individu, implikasi konsep pendidikan.

B. Tujuan Penulisan
Makalah ini mempunyai tujuan dalam penulisannya, diantaranya yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang psikologi
2. Untuk mengetahui tentang landasan psikologi




























DAFTAR PUSTAKA


Freedman, Jonathan L.,et al.1981. Social Psychology. Fourth Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs
Pidarta, Made. 2007. Landasan Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta








































KATA PENGANTAR

Segal puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan kita dan senantiasa meridhoi amal ibadah kita. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda alam kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Saya bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya, sehingga makalah ini dapat saya selesaikan.
Saya menyadari bahwa makalah ini mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini, mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi kita semua, amin.





















Bandung, Mei 2009


Penyusun











BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Pada dasarnya landasan psikologi itu langkah pertama untuk memahami dan pengaruhnya terhadap jiwa manusia baik anak-anak, dewasa, dan orang tua, termasuk didalamnya mencakup guru, orang tua, masyarakat.
Sehingga landasan psikologi ini sangat penting untuk dipelajari dan dipahami.
B. Saran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar